Wiranto: Kegagalan-kegagalan Akbar...

Edisi: 42/33 / Tanggal : 2004-12-19 / Halaman : 52 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


RESTU itu datang dari para sesepuh Partai Golkar di ambang bulan ini. Tapi ia, Wiranto, 57 tahun, baru tergerak ketika dukungan dari elemen-elemen partai semakin luas. Puncaknya, Kamis malam pekan lalu, pensiunan jenderal berbintang empat itu menyatakan siap maju sebagai kandidat Ketua Umum Partai Golkar.

Wiranto menyebut langkahnya sebuah panggilan, tapi sejumlah kendala siap menghadangnya dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Bali, 15-20 Desember ini. Sepagi ini, misalnya, sudah ada ancaman Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat II tak akan diberi hak suara. Padahal, DPD II adalah pendukung utama Wiranto, dan merekalah yang meloloskannya sebagai calon presiden dalam Konvensi Golkar, April 2004. Lalu, soal keharusan sang calon jadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) selama lima tahun.

Ada beberapa pesaing, tapi satu yang terberat: Akbar Tandjung, politikus berpengalaman yang sudah enam tahun duduk di pucuk kepemimpinan partai. Bagaimana kans Wiranto? Kepada Tempo yang menemuinya di kantornya, Jalan Teluk Betung, Jakarta, Jumat sore pekan lalu, Wiranto bercerita tentang pencalonannya, strateginya meraih kursi ketua umum, dan banyak lagi. Dengan santai, Wiranto yang berbaju batik cokelat tua dan berpantalon hitam itu menjawab pertanyaan yang dilontarkan wartawan Tempo, Rommy Fibri, Nurdin Kalim, dan Darmawan Sepriyossa.

Apa yang membuat Anda berniat menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar?

Saya banyak mendapatkan dukungan agar maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dari sini saya merasa ada rasa keterpanggilan sehingga perlu berperan lebih aktif meningkatkan kinerja Partai Golkar.

Bukankah dukungan hanya datang dari para sesepuh?

Bukan hanya kalangan sesepuh, bahkan anak mudanya juga mendukung. Mulai dari AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia), FKPPI, Ormas Trikarya, SOKSI, dan juga daerah tingkat provinsi dan kota. Nah, karena dukungan itu begitu deras mengalir, saya harus mengambil sikap. Akhirnya saya terima dukungan itu dengan mencalonkan diri. Ini semata demi memperbaiki citra dan kinerja Partai Golkar.

Dulu Anda memenangkan konvensi Partai Golkar. Apakah Anda yakin mengulang sukses dalam Munas mendatang?

Waktu dan kondisinya memang agak berbeda, tapi di dalam partai justru banyak sekali rambu diciptakan untuk menghalang-halangi kader yang potensial. Rambu-rambu ini dibuat sesaat dan justru bertentangan dengan AD/ART partai. Seharusnya tata tertib Munas tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

Rambu macam apa yang bakal menjadi batu sandungan pencalonan Anda?

Ada rancangan tata tertib yang akan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…