Memasang Lonceng Amuk Tsunami
Edisi: 41/34 / Tanggal : 2005-12-11 / Halaman : 64 / Rubrik : IT / Penulis : Purwanto, ,
LELAKI itu seperti hanya punya satu mimik: serius. Ia tak pernah tampak tersenyum. Sesekali memberikan instruksi dengan kalimat pendek-pendek. Profesor Ernst Flueh, lelaki separuh baya itu, tetap bergeming meskipun gerimis menyiram kapalnya. Langit sudah muram oleh mendung. Gelombang setinggi dua meter biasanya akan semakin sering menampar kapal bila hujan datang.
Raut muka pakar tsunami itu tak juga tampak letih walau sudah empat hari berlayar dan terayun-ayun gelombang. Sedangkan dua peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sudah terkapar di kabin mereka karena mabuk laut. Ombak setinggi dua meter terus-menerus mempermainkan kapal Baruna Jaya I dan Sonne Bremen. Dua kapal penelitian milik Indonesia dan Jerman itu sedang memasang alat penting: pemantau tsunami di laut Indonesia untuk pertama kali.
Siang itu laut seperti sedang tak bersahabat. Berada dalam kamar tidur berukuran 3 x 3 meter di lantai dua kapal Baruna terasa menjadi dadu yang dikocok-kocok. Berkali-kali barang-barang yang ada di meja jatuh berantakan…
Keywords: -
Rp. 15.000
Artikel Majalah Text Lainnya
S
I
P