Di Balik Sukses Chandra Asri
Edisi: 08/22 / Tanggal : 1992-04-25 / Halaman : 85 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Wangkar, Max
KISAH sukses megaproyek PT Chandra Asri Petrochemical Centre tampaknya masih akan menjadi buah bibir dalam satu dua bulan mendatang. Mengapa? Pertama, keberhasilan itu -- untuk berubah menjadi PMA dan karena itu pembangunannya boleh diteruskan -- sangat menggiurkan bagi pemilik megaproyek yang lain. Kedua, keberhasilan yang sama mengundang berbagai telaah, kajian, dan pertanyaan dari banyak pengamat ekonomi dan pengusaha.
Sebagai proyek raksasa, selain menyedot dana dan devisa yang cukup besar, Chandra Asri mungkin sekali akan menjadi model tersendiri dalam sistem investasi asing di Indonesia. Tanpa model ini tak mungkin ada PMA murni 100% berlokasi di luar kawasan berikat. Selain itu mungkin tak ada pengusaha lain yang bisa memainkan kiat secanggih Prajogo Pangestu. Ketekunannya untuk menembus dinding kreditor asing plus dinding birokrasi sungguh mengagumkan. Kebolehannya mengubah irrevocable LC (pinjaman yang tak bisa dibatalkan) dari Bank Bumi Daya menjadi pinjaman yang ditangguhkan (deferred LC) bukanlah prestasi sepele.
Lebih dari itu, proses pengubahan status PT Chandra Asri, dari PMA yang bisa menikmati fasilitas PMDN (karena saham mayoritas dipegang pengusaha nasional) menjadi PMA 100%, tentu menuntut "perjuangan" dan siasat yang licin. Yang pasti, "perjuangan" itu tidak mudah. Seperti diketahui, ketika berstatus PMDN, PT Chandra Asri 80% dimiliki Bambang Trihatmodjo (putra kedua Presiden Soeharto), Prajogo Pangestu, Peter Gontha, dan Henry Pribadi. Kini, dengan status 100% PMA murni, belum jelas siapa memiliki saham berapa.
Tanpa kejelasan, proyek ini toh jalan terus. Tak salah lagi, gaya berusaha yang dipakai Prajogo cs. boleh dibilang suatu terobosan baru. Bayangkan saja, belum pernah ada perusahaan yang 100% modal asing tapi di dalamnya tetap ada kepemilikan pengusaha Indonesia. Bahkan, menurut Prajogo, akan diusahakan agar investor lokal tetap pemegang saham mayoritas.
Tak mengherankan jika banyak pengamat bertanya, bagaimana bisa persis terjadi bagaikan Aladin menggosok lampu wasiat. Juga dipertanyakan, apakah proyek olefin yang mengimpor begitu banyak barang modal tidak akan mendongkrak impor secara keseluruhan sehingga memperbesar defisit transaksi berjalan. (lihat Formula Baru Siapa Menyusul).…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…