Penantian Panjang Penganut Konghucu

Edisi: 05/35 / Tanggal : 2006-04-02 / Halaman : 66 / Rubrik : AG / Penulis : Taufik, Ahmad , ,


NUN di Kampung Pulo, Desa Citeureup, Kabupaten Bogor, Tan Im Yang merawat ketenangan itu di sebuah rumah peribadatan. Sebagai rohaniwan Konghucu (Jiao Se), Im Yang, yang kini berusia 58 tahun, mempunyai aneka pengalaman sebagai pemeluk Konghucu di negeri ini, dan sehari-hari dia mengurus tempat peribadatan Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) di Desa Citeureup.

Dari rumahnya yang sederhana di Kampung Pulo, Citeureup, Tempo diajak naik sepeda motornya, melewati jalan-jalan kecil. Hanya dalam hitungan menit, kami sampai di bangunan warna putih tingkat dua, di kawasan perumahan Semen Cibinong. ”Ini tempat peribadatan murni penganut agama Konghucu, tidak ada ornamen-ornamen yang aneh-aneh,” katanya.

Memang tempat peribadatan itu tak memiliki ornamen khusus, seperti yang banyak tampak di kelenteng atau vihara, tempat persembahyangan kaum Tionghoa. ”Tempat ini lebih mirip dengan gereja,” kata Jiao Se Im Yang. Hanya di pintu kayu terdapat ukiran sederhana naga berkelahi dengan burung hong dan papan yang menggelantung bertulisan ”Ibadah/Kebaktian, Anak-anak Minggu Pukul 08.00-09.30, Umum Pukul 16.30-18.00, Penyuluhan Agama Tgl 1 & 15 Imlek.”

Menurut Im Yang, ”Walaupun secara de jure penganut Konghucu dihambat, dalam menjalankan ibadah, pemerintah tak bisa masuk ke wilayah pribadi kami”. Im Yang adalah generasi kelima. Ayahnya Tan Eng Swan adalah seorang rohaniwan Konghucu. Kakek buyutnya, Tan Kun Cai, sudah ada di Citeureup sejak hampir 500 tahun yang lalu. ”Kakek kami generasi kedua, Tan Kim Yu kawin dengan penduduk lokal Nyi Irah. Kami ini orang Indonesia, cuma kebetulan agama yang kami anut menggunakan aksara Cina. Sama saja dengan orang Islam di sini yang menggunakan aksara Arab,” katanya.

Jiao Se Im Yang masih ingat, hambatan orang-orang Konghucu mulai terjadi sejak Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), yang saat itu dipegang Laksamana…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…