Piramida Pers Indonesia

Edisi: 51/21 / Tanggal : 1992-02-15 / Halaman : 104 / Rubrik : KL / Penulis : WIBISONO, CHRISTIANTO


PASANG surutnya kehidupan pers di Indonesia seirama dengan perubahan dan
perkembangan sistem sosial politik ekonomi bisnis yang kita alami.

; Kita lihat sejarah. Setelah selesai perang kemerdekaan, Indonesia sebenarnya tetap
melanjutkan struktur sosial ekonomi Hindia Belanda: kekuatan ekonomi bisnis
yang menguasai mayoritas pendapatan bruto Indonesia waktu itu adalah "Tiga
Besar" bank dan "Lima Besar" perusahaan dagang yang semuanya milik orang
Belanda, ditambah jaringan perusahaan Inggris dan AS. Perusahaan itu meliputi
produk barang konsumsi ringan, seperti sabun, margarine dari Unilever, Bir
Bintang, Bir Anker, sepatu Bata, ban Dunlop dan Goodyear, sampai industri
hulu, seperti mesin, mobil (General Motors), dan minyak bumi (Shell, Caltex).

; Surat kabar berbahasa Belanda, seperti Jawa Bode (mulai terbit 1852), De
Locomotief (juga 1852), dan Soerabaiasch Handelsblad (1866) didukung oleh
promosi iklan perusahaan-perusahaan itu.

; Di tengah piramida terdapat pers peranakan Cina yang diwakili oleh Keng Po
(antikomunis, sejak 1923) dan Sin Po (berkiblat ke kiri, sejak 1910) dan juga
misalnya di Semarang ada Kuang Po (kanan) dan Sin Min (kiri).

; Kemudian ada pers yang dikelola oleh wartawan dan penerbit pribumi, yang pada
awalnya memang lebih merupakan wadah perjuangan politik. Mereka ini secara bisnis
"ketinggalan" dari pers Belanda dan peranakan Cina.

; Keadaan ini berlanjut sampai dengan zaman "demokrasi liberal" (sampai 1957),
ketika Indonesia menerapkan sistem demokrasi parlementer. Meskipun pada periode
ini surat kabar seperti Pedoman (pribumi) sudah mencapai oplah 30.000, mendekati
Keng Po yang 39.000. Koran pribumi lain yang kuat adalah Merdeka (dipimpin oleh
B.M. Diah), Indonesia Raya (Mochtar Lubis), dan Berita Indonesia (Sumantoro).

; Struktur itu berubah dengan ditutupnya koran berbahasa Belanda milik Belanda serta
diambil alihnya seluruh perusahaan Belanda, yang kemudian jadi "perusahaan
negara", termasuk percetakan pers. Sejak 2 Desember 1957 tamatlah riwayat pers
Belanda di bumi Indonesia yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…