Tidak Semua Hal Bersifat Politis

Edisi: 39/34 / Tanggal : 2005-11-27 / Halaman : 66 / Rubrik : IQR / Penulis : , ,


IA lelaki berperawakan biasa. Satu hal yang cukup mencorong dari penampilannya sekarang adalah alis matanya yang hitam dan rambutnya yang putih. Amitav Ghosh lahir pada 1949 di Kalkuta—ia satu generasi dengan para penulis Indo-Pakistan yang menggunakan bahasa Inggris seperti Salman Rushdie, Rohinton Mistry, atau Vikram Seth.

Ghosh bukan Salman Rushdie yang kemudian terkenal karena gelombang politik yang ditimbulkan buku The Satanic Verses. Karya-karya Ghosh selama ini menunjukkan bahwa penulisnya seorang yang sangat telaten melakukan riset. Dan memang, ia sendiri menganggap riset bagian paling menyenangkan dalam proses menulis. Kita tahu, pada 1996 ia berangkat ke Burma, salah satu setting penting buat pengembangan satu karakternya dalam novel epos The Glass Palace. Kemudian, pada tahun 2000-an, ia khusus terbang ke sebuah kota kecil di Kamboja untuk mendapatkan gambaran yang lebih terang mengenai lumba-lumba air payau.

Ya, di kota itulah ia menggali banyak informasi yang lantas bisa disimak dalam The Hungry Tide. Piya, satu karakter utama dalam novel itu, seorang ilmuwan yang meneliti lumba-lumba di Sungai Irawadi. Ghosh tidak cukup menggambarkan kecantikan Piya, gadis Amerika keturunan India. Ia bercerita tentang lumba-lumba, mamalia air bernama Orcaella brevirostris, obyek penelitian Piya.

Ghosh sosok yang telah berjalan jauh. Ia dibesarkan di Bangladesh, Sri Lanka, Iran, dan India. Di India, Ghosh menjadi wartawan The Indian Express. Ia menyebut profesi tersebut: sebuah dunia yang gila. Tapi ia merasa yakin gairahnya melakukan penelitian di sana-sini, tumbuh dari pengalaman itu. Ia memotret detail demi detail, layaknya reportase seorang jurnalis. Di Oxford, Inggris, Ghosh melanjutkan kuliah, belajar antropologi sosial, sejarah, dan filsafat. Dari dua pengalaman itu, ia memperoleh pendekatan tentang yang partikular dan umum.

Amitav Ghosh menerima banyak penghargaan. Misalnya Prix Medicis Etranger untuk The Circle of Reason (1896), The Sahiya Academy Award untuk bukunya The Shadow Lines (1988), The Arthur C.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…