Beograd, Pada Suatu Meditasi

Edisi: 40/33 / Tanggal : 2004-12-05 / Halaman : 67 / Rubrik : SEL / Penulis : , ,


BARAT tak lagi berposisi sebagai satu-satunya kiblat bagi teater masa kini. Teater Timur yang hadir sebagai pengalaman spiritual juga memiliki sejarah dan masa depannya sendiri. Kedua pilar teater itu sedang berinteraksi dengan mesra, tetapi sesungguhnya juga panas. Multikultural menjadi isu besar dalam dunia pertunjukan--melahirkan kolaborasi di mana-mana. Dapatkah kedua belah pihak sama-sama menjadi pemenang? Membawa serta pertanyaan itu, Putu Wijaya berangkat ke Beograd beberapa waktu lalu. Di sana, budayawan ini menyutradarai pertunjukan yang didukung pemain setempat untuk membuka Festival Teater Beograd 2004. Dan Putu menemukan: kolaborasi selalu dibarengi rasa pedih karena itu sesungguhnya tak kurang dari meditasi. Berikut ini, laporannya:

TIGA tahun Beograd berada di benak saya dalam bayang-bayang yang romantis. Meski saya belum pernah berkunjung ke Eropa Timur, film-film dan karya sastranya telah mempesona saya karena berbeda nuansa dengan Eropa Barat dan Amerika. Saya bersiap-siap melihat pesona bangunan-bangunan tua, petani-petani dengan ladang lebar, tradisi yang masih kental, dan kehangatan hubungan antarmanusia. Tetapi sementara itu tak sedikit rasa cemas, mengingat negara itu baru saja selesai perang.

Yomi Lestari, staf Kedutaan Besar Indonesia di Beograd, menenangkan saya lewat e-mail dengan kabar bahwa negeri itu sudah aman. Memang masih ada beberapa bangunan rusak sisa-sisa perang, tetapi kehidupan berjalan normal. Makanan tak sulit lagi. Penduduknya ramah-tamah. Wanitanya cantik-cantik. Sementara itu, udara tak bisa ditebak karena tiba-tiba bisa mendadak drop lagi seperti musim dingin yang belum mau pergi. Taksi dan transportasi umum di dalam kota berjalan lancar.

Pada Juni lalu, di bawah matahari musim panas, Beograd yang lama berada di dalam benak akhirnya saya sambangi juga. Inilah ibu negeri Serbia-Montenegro, yang dulu dikenal sebagai Serbia Herzegovina. Djordje Marjanovich telah menanti saya di bandara. Djordje adalah seorang sutradara yang pernah bekerja di Teater Nasional Beograd. Dia mengundang saya ke Beograd dan meminta saya menyutradarai satu pementasan untuk membuka BELEF--festival tahunan Kota Beograd.

Rundingan tentang pementasan itu telah kami mulai di Jepang pada tahun 2000. Ketika itu Djordje turut bermain dalam pementasan Teater Mandiri, yang saya pimpin. Kami membawakan naskah The Coffin Is Too Big for the Hole karya Kuo Pau Kun. Pementasan yang memanipulasi teknologi rendah dan hampir seluruhnya visual itu menurut hematnya dapat "meracuni" kehidupan teater di negaranya yang dia anggap membosankan.

Pada awalnya, The Coffin dijadwalkan tampil dalam Festival BITEF 2001--Festival Internasional Teater Beograd, yang terbilang bergengsi di Eropa. Tetapi batal karena di waktu itu Serbia-Montenegro baru saja selesai diobrak-abrik serangan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO. Dari bandara yang kecil tapi bersih, Djordje membawa saya ke jantung Beograd. Kami naik mobil tua kecil buatan Prancis tapi amat gesit. Bayangan saya tentang negeri itu mulai kandas.

Apa yang saya lihat jauh berbeda dengan apa yang saya mimpikan. Masih ada hamparan ladang luas dengan langit yang bersih di jalan tol. Tetapi, memasuki Beograd, kota itu tak tampak berbeda dengan kota-kota yang sedang bangkit. Di mana-mana dibangun gedung. Kurang pepohonan. Baru setelah menyeberang sungai, kami memasuki kota lama yang membuat saya mulai merasa lamat-lamat mencium udara Eropa Timur yang molek.

Awalnya, saya hendak ditempatkan di hotel bersejarah kebanggaan Beograd, tempat dulu Presiden Sukarno menginap ketika bertemu dengan Tito. Tetapi, karena anak dan istri saya akan segera…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…