Papua Merindu Freeport

Edisi: 39/33 / Tanggal : 2004-11-28 / Halaman : 90 / Rubrik : EB / Penulis : Hadiwinata, Thomas , Usman, M. Syakur , Syahrul, Yura


Sedikitnya empat perusahaan keuangan siap membandari Pemerintah Provinsi Papua membeli Indocopper. Proses pembelian ditargetkan selesai tahun depan.

SEPERTI katak hendak menelan lembu. Perumpamaan itu menggambarkan keinginan Pemerintah Provinsi Papua membeli saham Indocopper Investama--perusahaan yang mengelola 9,36 persen saham PT Freeport Indonesia. Harga Indocopper ditaksir US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun, sedangkan pendapatan asli daerah Papua tak pernah menembus Rp 1 triliun. Setiap tahun, pajak yang dipungut pemerintah RI dari Freeport sekitar Rp 1,5 triliun, tapi hanya sekitar 1 persen yang mengalir ke kas Pemerintah Papua. Itu sebabnya rencana pembelian itu terkesan sangat ambisius.

Indocopper, yang berdiri pada 1986, kegiatan utamanya adalah mengelola investasi sahamnya di PT Freeport Indonesia itu. Keinginan Papua untuk membeli Indocopper pertama kali dilontarkan oleh Gubernur Papua J.P. Sollosa pada akhir September silam. Rencana itu sempat dianggap sepi oleh pihak Indocopper karena Sollosa sendiri mengaku Papua tak memiliki dana. "Dari mana uang untuk membeli?" ujar Sollosa ketika itu.

Namun, awal November ini, Sollosa berubah sangat percaya diri. Dana pembelian, kata dia, tak lagi menjadi masalah. Dari mana? Setidaknya ada empat perusahaan keuangan yang siap menjadi "bandar" Papua untuk mengambil…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…