Melaju Dengan Formula Saputra

Edisi: 26/35 / Tanggal : 2006-08-27 / Halaman : 42 / Rubrik : ILT / Penulis : Candraningrum, D.A. , Idayanie, L.N. ,


GEMPA yang menerjang Bantul tidak mematikan Boiman. Petani yang memiliki sawah di Kayuhan Wetan, Triwidadi, Kabupaten Bantul, yang dilantak gempa pada 27 Mei silam itu—seperti petani lainnya—putus asa.

Maklum, Boiman, berdua dengan istrinya, amat bergantung pada sawah seluas 7.000 meter persegi itu. Istrinya biasa membuat emping, tapi seusai bencana pasar seret.

Akibat lindu yang tahun ini menerjang secara beruntun itu, sawahnya mendadak kerontang. Talang air yang memberi minum sawah di desanya hancur total. Padi menjadi kurus, daunnya cokelat muram. ”Saya sudah nglokro (pasrah—Red), dipikir tidak bisa panen,” kata pria berumur 55 tahun ini.

Syahdan, PT Water Stimulating Feed International mengulurkan bantuan. Koordinator produsen pupuk organik itu di Yogyakarta, Herdaru, mendengar nasib buruk para petani Kayuhan Wetan. Saat ia menyalurkan bantuan untuk 6 hektare lahan pertanian di dukuh tetangga, Dusun Trucuk, ia memperluas pembagian pupuknya. Petani Kayuhan Wetan kebagian pupuk untuk 3,2 hektare sawah.

Simsalabim, cuma dengan dua kali pemberian pupuk semprot itu, bulir padi membuncit. Kuning ranum membikin bungah. Awal Agustus silam, ”Alhamdulillah, kami bisa panen,” kata Boiman.

Yang membuat Boiman takjub adalah hasil panen saat itu: sawah tetap produktif seperti sebelum gempa datang, saat air tersedia cukup, aneka pupuk diberikan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14

Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…

I
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16

Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…

P
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05

Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…