Perjalanan Mencari Surga

Edisi: 37/33 / Tanggal : 2004-11-14 / Halaman : 63 / Rubrik : IQR / Penulis : Shahab, Idrus F. , Kalim, Nurdin ,


Dari gurat di wajahnya dan rambut panjangnya, tampaklah ia lahir pada tahun 1940-an. Ia, Ziauddin Sardar, tergolong baby boomer, aktivis politik tahun 1960-an, juga pemikir muslim dengan pandangan khusus. Dalam pikirannya, ada sebuah negeri yang bisa dijadikan contoh. Negeri yang memiliki elemen-elemen kebangkitan Islam. Negeri yang memeluk pluralisme, keadilan, kebebasan berbicara, dan berpikir. Tapi, dalam prakteknya, ia menelusuri negeri-negeri muslim di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Semua dituangkan dalam buku otobiografi terbarunya, Desperately Seeking Paradise. Majalah ini mencoba menukilkan buku itu untuk Anda, dan membandingkan perjalanan tokoh di atas dengan tokoh-tokoh lain.

KELUARGA itu tak sanggup melepaskan Punjab, tanah yang ditinggalkannya....

Dan ia bercerita tentang ritual yang mengingatkan mereka akan tanah leluhur, sekaligus melupakan mereka akan London yang beku. Tiap hari Minggu, ia mengantar ibundanya menonton film klasik India. Dan si Zia kecil, ingatannya samar tentang desa mereka di Punjab, perbatasan India-Pakistan. Namun Ziauddin, begitu kepanjangan namanya, punya kesimpulan yang bagus tentang film-film itu, film yang "hidup" lantaran musik, lagu-lagu yang dinyanyikan para bintang. Lagu-lagu berbahasa Urdu yang kini diyakininya telah ditulis oleh para penyair yang punya rasa cinta mendalam akan bahasa itu.

Desperately Seeking Paradise mengisahkan kegiatan masa kecil Ziauddin Sardar di rumah mereka di Hilsea, London--sebuah flat yang secara fisik jauh berbeda dari rumah mereka di Punjab, tapi kegiatan yang berlangsung di dalamnya tetap sama. Tiap malam, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, "Ibuku akan duduk di sampingku selama setengah jam atau lebih, menuntunku membaca Quran, ayat demi ayat, membetulkan lafadz pengucapan yang salah, dan menjelaskan artinya, kata demi kata." Ziauddin mengenang dalam Desperately Seeking Paradise.

Ziauddin muda, Ziauddin yang bertahan hidup di dua dunia. Dalam usia 25 tahun, ia memiliki kehidupan ganda. Pada hari-hari kerja, ia aktivis mahasiswa Islam, sibuk memprotes eksekusi Sayyid Qutb oleh rezim Gamal Abdul Nasser 1966, mendemo pendudukan Palestina dan Perang Arab-Israel…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…