Stasi, Polisi Rahasia Jerman Timur, Memburu Sampai Ke Kamar Kecil
Edisi: 13/22 / Tanggal : 1992-05-30 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis : BSU
Vera Wollenberger adalah prototip seorang pemberontak Jerman Timur. Ayahnya
pejabat Stasi. Tapi ia meninggalkan rumah sejak usia 18 tahun. Vera, idealis
dan seorang aktivis pembela kepentingan masyarakat. Ia mulanya percaya pada
janji-janji indah komunisme dan bergabung dengan partai berkuasa. Namun,
belakangan ia tahu bahwa janji-janji itu hanya manipulasi politik. Belakangan
ia berang dan berjuang di sisi lain. Pikiran-pikirannya tentunya dianggap
terlalu bebas dan karena itu ia dipecat dari partai.
; Tahun 1982 Wollenberger menjadi aktivis yang memprotes munculnya peluru
kendali nuklir Soviet di Jerman Timur. Tahun berikutnya ia membela "Gereja
Dari Bawah" dengan bendera hak-hak asasi manusia. Akibat segala kegiatan itu
kehidupan Vera tidak lagi menjadi milik pribadinya. Tiap langkahnya
dibayang-bayangi agen-agen Stasi.
; Dan teror pun menjadi bagian hidupnya. Satu kali ia ditangkap dan dijebloskan
ke penjara. Lepas dari sel, ia menganggur. Ia dipecat dari tempat ia bekerja
-- sebuah lembaga penelitan pemerintah.
; Vera Wollenberger muncul sebagai pahlawan pergerakan ketika pemerintah
komunis runtuh. Tahun 1990 ia memenangkan pemilihan anggota Parlemen untuk
wilayah Bonn. Di Bonn, ia berjuang untuk menggolkan sebuah undang-undang baru.
Di bawah peraturan baru inilah dokumen-dokumen Stasi yang lama dirahasiakan
diperbolehkan dibongkar pada 2 Januari lalu. Setiap korban kini berhak membaca
seluruh arsip organisasi yang berada di bawah naungan Departemen Pertahanan
Negara Jerman Timur. Termasuk laporan yang diserahkan mata-mata dan informan.
; Tapi ketika satu per satu warga mulai membongkar arsip itu masyarakat Jerman
Timur terkejut. Rakyat syok. Banyak rahasia terbongkar dan banyak kehidupan
yang kemudian hancur, termasuk kehidupan Vera. "Aku tak ingin orang lain
mengalami apa yang telah kualami. Musuh terbesarku pun jangan," kata aktivis
itu setelah mempelajari dokumen-dokumen tentang dirinya.
; Arsip tentang Vera setumpuk. Seluruhnya laporan yang ditulis lebih dari 60
agen dan informan Stasi. Namun, laporan terlengkap, termasuk catatan seluruh
kegiatan anti-pemerintahnya dan detil kehidupan yang paling pribadi, datang
dari seorang dengan nama sandi "Donald".
; Siapa Donald ? Menilik mutu laporan itu Vera sampai pada kesimpulan, hanya
ada satu kemungkinan. Meskipun dengan hati yang nyeri ia tahu bahwa
pengkhianat bernama Donald itu tak lain suaminya sendiri, Knud, ayah kedua
putranya.
; Waktu ia melabrak Knud, suaminya bersumpah demi anak-anak, ia tak bersalah.
Namun, dokumen itu membuktikan bahwa Knud berdusta. Mereka berpisah -- dan
kini sudah bercerai. Knud pindah ke apartemen tanpa telepon di kota kecil
Thuringian.
; "Kini aku tahu, perbuatanku patut dicela," Knud mengaku. "Saya telah
bermain-main dengan nasib."
; Meski Vera kemudian mengatakan kejadian itu sebagai tragedi pribadi, ia bukan
satu-satunya orang malang. Negeri yang dulu bernama Jerman Timur itu tengah
dilanda tragedi massal setelah organisasi polisi rahasia negeri itu dibongkar.
; Hampir setiap hari dokumen Stasi mengungkapkan detil baru, kasus baru,
persekongkolan baru. Data dari laporan-laporan itu telah menghancurkan karier
politik sejumlah tokoh, menceraikan persahabatan yang tak terhitung jumlahnya,
dan menjerumuskan banyak orang Jerman Timur ke dalam krisis kemarahan dan
depresi. Seluruh Jerman tertohok oleh drama yang disebut oleh majalah Der
Spiegel sebagai "Dokumen Horor".
; Stasi secara rahasia memiliki enam juta laporan tentang penduduk Jerman Timur
-- sepertiga dari seluruh warga negeri itu. Sebagian besar keterangan itu
dikumpulkan bukan oleh mata-mata profesional tapi informan sambilan -- ratusan
ribu rakyat biasa yang oleh satu sebab menjadi pengkhianat teman-temannya
untuk kepentingan politik.
; Dokukem-dokumen yang dibeberkan kini menyebabkan korban-korban Stasi dapat
menemukan siapa di antara kawan-kawan, tetangga, sejawat, dan keluarga yang
mencurangi mereka. Untuk kedua kalinya, dalam setengah abad, masyarakat Jerman
menghadapi dilema: mendukung sebuah pemerintahan penindas.
; Topeng Musuh dalam Selimut
; Setelah keruntuhan komunis di Jerman Timur, dua tahun lalu, orang-orang yang
berkampanye anti-Stasi memenuhi markas pusat polisi rahasia itu di
Normannenstrasse di Berlin. Dinding-dindingnya dipenuhi tulisan slogan,
seperti "Stasi berbau busuk," atau "Terlalu lama kau memata-matai kami."
Namun, slogan yang mencerminkan keinginan jutaan orang segera muncul di
dinding-dinding sepanjang negeri: "Kembalikan dokumenku."
; Memang banyak orang yang sudah mahfum bahwa rezim komunis memelihara polisi
rahasia yang bekerja sangat giat. Tapi hanya sedikit yang bisa membayangkan
seberapa banyak informasi yang sudah dikumpulkan atau seberapa banyak orang
yang bersekongkol dengan pejabat-pejabat polisi rahasia itu.
; Ketika peneliti dari kelompok anti-Stasi mulai menganalisa dokumen-dokumen
di Berlin dan kota lainnya mereka menghadapi kejutan pertama: jumlah arsip.
Kalau seluruh lemari arsip Stasi dijajarkan, panjangnya mencapai 125 mil atau
sekitar 200 km. Rak-rak yang memenuhi tiap mil isinya sekitar 17 juta lembar
kertas dengan berat hampir 50 ton.
; Ini menjadi "pekerjaan rumah" anggota parlemen setelah Jerman bersatu. Mau
diapakan gunungan kertas itu? Sebagian politisi berpendapat, dunia bisa geger
kalau arsip-arsip itu dibaca pemiliknya masing-masing. Lebih baik dibakar
saja. Tapi banyak juga anggota masyarakat yang penasaran dan menginginkan
dokumen-dokumen itu disegel selama beberapa tahun dan dibuka…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…