Satu Makassar, Dua Politik
Edisi: 35/34 / Tanggal : 2005-10-30 / Halaman : 50 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,
KEKISRUHAN ini meletus di siang bolong. Cuma belasan depa dari rumah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jalan Haji Bau 16, Kota Makassar. Api membara dari ban bekas. Untung aparat siaga memadamkan sebelum asap menggelapkan mata. Entah siapa yang memulai, perang batu pun meletus. Seribuan orang itu sempat kocar-kacir, tapi cepat kembali berhimpun. Tiga jam mengurung kediaman sang Wakil Presiden, massa bubar menjelang petang.
Ibnu Hadjar, sang komandan aksi, sempat mengirim ancaman. Jika nekat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Kami akan menduduki rumah Jusuf Kalla tiga hari tiga malam. Dengan suara melengking, ia juga mengklaim bahwa rumah sang Wakil Presiden disegel mahasiswa.
Massa yang berjubel akhir September itu berasal dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan. Entah kenapa, daerah asal Wakil Presiden itu menjadi titik paling mendidih dalam reli unjuk rasa menolak kenaikan harga minyak. Dan rumah Jusuf Kalla jadi sasaran empuk. Sejumlah mahasiswa bahkan nekat memanjat pagar rumah sebelum akhirnya dihalau petugas.
Aparat keamanan yang datang ke situ geleng-geleng kepala. Komandan Kodim 1408, Letnan Kolonel A.M. Putranto, bertanya-tanya penuh heran kepada pemimpin aksi massa itu, Masa, kalian yang warga Sulawesi Selatan tidak bangga dengan Jusuf Kalla sebagai putra daerah. Saya saja yang bukan warga sini sangat bangga dengan beliau.
Sang Komandan Kodim boleh saja heran tujuh keliling. Para mahasiswa toh tak peduli. Hari itu, aksi menjalar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…