Widjanarko Puspoyo Ma., Direktur Utama Bulog: "ada Misleading Informasi"

Edisi: 35/34 / Tanggal : 2005-10-30 / Halaman : 102 / Rubrik : INF / Penulis : , ,

Timbulnya pro-kontra tentang impor beras, menurut Direktur Utama Inkud 1984-1986 ini, tak lepas dari informasi yang tidak akurat tentang data stok beras yang dimiliki pemerintah. Ia menyayangkan munculnya data-data yang mengatakan bahwa Indonesia surplus beras. "Data website Departemen Pertanian sejak tahun 2000 menyebutkan bahwa Indonesia defisit beras," urai Widjanarko. Berikut wawancara dengan peraih gelar master dari Universitas New York, USA ini, tentang peran BULOG saat ini dan posisi BULOG dalam prokontra kebijakan impor beras yang telah ditetapkan pemerintah.

Sudah dua tahun BULOG berubah menjadi Perum. Apa sebenarnya perbedaan mendasar status BULOG yang sekarang dibanding sebelumnya?

Secara badan hukum, BULOG yang dulu bentuknya lembaga pemerintah non departemen (LPND). Status itu lebih mempunyai kewenangan pengambilan kebijakan. Sekarang badah hukumnya berubah menjadi Perum (Perusahaan Umum), atau badan hukum yang juga mencari profit. Secara nature, badan hukum sekarang menjadikan Bulog memiliki peran ganda. Satu sisi sebagai pelaksana program pemerintah, dan dari sisi yang lain bisa mencari laba.

Bagaimana menyeimbangkan dua peran ini?

Karena itu struktur organisasi BULOG sudah dibedakan. Sisi pelaksana tugas operasi publik atau public service obligations (PSO) dan sisi pelaksana tugas komersial. PSO itu implikasinya boleh rugi, karena dia pelaksana tugas. Dia bukan profit oriented. Cuma harus diupayakan kerugian itu pada neraca akhir, paling sedikit nol, karena ditutup keuntungan komersial. Minimal itu. Pendanaan BULOG dalam pelaksanaan PSO diatur dalam master budget (budget umum yang disepakati Menteri Keuangan).

Apa saja yang diatur dalam master budget tersebut?

Dalam…

Keywords: -

---

Foto Terkait