Karikatur Yang Membakar

Edisi: 51/34 / Tanggal : 2006-02-19 / Halaman : 98 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Fadjri, Raihul , Manan, Abdul,


ALLAHU AKBAR, Allahu akbar. Teriakan takbir itu bergema dari sekitar dua ribu orang Hizbut Tahrir Indonesia yang melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Sabtu pagi, 11 Februari lalu. Aksi ini untuk memprotes pemuatan kartun Nabi Muhammad di koran Denmark, JyllandsPosten.

Aksi ini berlangsung sejak Sabtu sekitar pukul 09.00. Massa dari Hizbut Tahrir berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya di sisi yang berdekatan dengan Gedung Nusantara. Ada panggung cukup besar untuk orasi, dan speakernya disebar di berbagai penjuru. Peserta aksi berasal dari aktivis Hizbut Tahrir yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya.

Sementara itu, di Kopenhagen, seusai salat Jumat, udara dingin mencapai satu derajat Celsius. Lima bulan setelah pemuatan 12 kartun bercorak satir tentang sosok Nabi Muhammad oleh koran JyllandsPosten di Denmark, pencitraan Nabi Muhammad sebagai sosok teroris masih terbayangbayang. Kepalanya diselimuti sorban berbentuk bom yang sumbunya siap meledak. Bom itu berhiaskan dua kalimat syahadat dalam aksara Arab. Muatan satir kartun yang mengasosiasikan Nabi Muhammad dengan teroris inilah yang melukai perasaan mayoritas umat Islam.

Salah seorang seniman kartun, Franz Füchsel, mengaku tak bermaksud menyakiti perasaan umat Islam. Tapi Flemming Rose, redaktur seni di koran itu, berkeras bahwa kepentingannya sematamata menegaskan hak menyatakan pendapat atas tabu agama.

Kontroversi itu memang tak berhenti pada hak kebebasan berekspresi. Apalagi, tiga tahun lalu, koran ini menolak sejumlah kartun yang mengolokolok Yesus. Alasannya, tidak lucu dan akan memprovokasi kemarahan. Editor yang menolak kartun itu adalah Jens Kaiser. Sekarang Kaiser menolak membandingkan dengan kartun Nabi Muhammad saat ini. Alasannya mungkin tak begitu memuaskan: JyllandsPosten tak pernah meminta kartun Yesus itu.

Duta besar 11 negara muslim mengimbau Perdana Menteri Anders Fogh Rasmussen mengambil langkah yang perlu untuk menghadapi penistaan terhadap Islam itu. Tapi Rasmussen tak bisa berbuat apaapa, karena konstitusi Denmark menjamin kebebasan berbicara. Maka sejumlah organisasi muslim Denmark mengambil langkah hukum dengan mengadukan JyllandsPosten ke polisi dengan tuduhan melanggar pasal 140 undangundang pidana.

Pasal itu menyebutkan larangan bagi siapa pun secara publik mengejek atau menghina dogma atau ibadah komunitas agama yang ada di Denmark. Sedangkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…