M. Dawam Rahardjo: Saya Pernah Kecewa Pada Agama

Edisi: 49/34 / Tanggal : 2006-02-05 / Halaman : 37 / Rubrik : WAW / Penulis : Zulkifli, Arif , Rulianto, Agung , Agustina, Widiarsi


SIKAP liberal cendekiawan muslim Prof Dawam Rahardjo, 64 tahun, membuat gerah Ketua Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Dawam, yang duduk di jajaran pengurus Muhammadiyah saat dipimpin Amien Rais dan Ahmad Syafi’i Ma’arif, kini tidak lagi diakui sebagai warga Muhammadiyah. Menurut Din, Dawam ”dipecat secara tidak langsung”. Ia mundur sebelum pemecatan dilakukan—sesuatu yang dibantah Dawam.

Din mengaku pemecatan Dawam karena desakan para pengurus organisasi. Tapi diakuinya, secara formal rapat pemecatan belum digelar. Din menyebut kesalahan fatal yang dilakukan Dawam antara lain sikapnya membela Ahmadiyah yang memunculkan polemik internal dalam organisasi itu. Selain Ahmadiyah, Dawam juga gigih membela Lia Aminuddin, perempuan yang mengaku sebagai Jibril dan kini ditahan polisi karena dituding menistakan agama. ”Pak Dawam kini tak berhak dan tidak etis menyebut-nyebut dirinya sebagai tokoh Muhammadiyah,” kata Din di Bandara Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat, tiga pekan lalu. Dawam tak peduli. ”Sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah,” katanya.

Dawam adalah tokoh penting dalam pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Bersama almarhum Ahmad Wahib, pada 1970-an ia aktif berdiskusi tentang perlunya revitalisasi ajaran Islam. Ketika Islam mendapat tempat dalam politik Orde Baru pada dekade 1990—ditandai dengan munculnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia—Dawam ikut serta. ”Tapi saya menjadi oposisi B.J. Habibie,” katanya. Ia mengaku kecewa karena belakangan ICMI tak memproduksi ide dan lebih banyak menjadi kendaraan politik saja. Belakangan, nama Dawam kembali bergema ketika ia aktif membela Ahmadiyah dan Lia Aminuddin.

Jumat pekan lalu, kakek lima cucu penikmat musik klasik ini menerima wartawan Tempo Arif Zulkifli, Agung Rulianto, dan Widiarsi Agustina untuk sebuah wawancara khusus. Berikut petikannya.

Bagaimana cerita pemecatan Anda dari Muhammadiyah?

Saya tak pernah diberi surat. Masa, dia (Din Syamsuddin) bilang saya memecat diri saya sendiri karena membela Ahmadiyah dan Lia Aminuddin. Bagaimana logikanya? Setahu saya, keanggotaan Muhammadiyah seumur hidup. Bapak dan ibu saya guru Muhammadiyah. Saya juga mengikuti semboyan Bung Karno: sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah.

Apakah Anda akan mengubah sikap tidak lagi membela Ahmadiyah dan Lia Aminuddin?

Kalau saya disuruh mengubah pendirian tidak membela Ahmadiyah, tidak membela Lia Aminuddin, tidak membela orang Kristen yang gereja-gerejanya ditutup, saya lebih baik keluar dari Muhammadiyah. Saya akan bertahan pada perjuangan saya untuk menegakkan kebebasan beragama.

Bagaimana Anda melihat Muhammadiyah saat ini?

Dalam Muhammadiyah,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…