Pramoedya, Buku Dan Film

Edisi: 49/34 / Tanggal : 2006-02-05 / Halaman : 45 / Rubrik : IQR / Penulis : Suyono, Seno Joko , ,


”…Karya saya sudah diterjemahkan ke dalam 36 bahasa, tapi saya tidak pernah dihargai di dalam negeri Indonesia.” Pram dalam wawancaranya dengan Andre Vitchek & Rossie Indira, 2003 TAHUN 1961 di Moskow terbit sebuah buku terjemahan, dari sebuah negara nun jauh di sana. Berwarna dasar kuning, kover buku itu menampilkan gambar dua orang bersitegang. Seorang pemuda bertelanjang kaki, mengepalkan tangannya. Ia tampak bersiap-siap, sementara di hadapannya seseorang bertopi, tangan kanannya mencekal tas, tangan kiri mengacung-acungkan tongkat—seolah hendak menakut-nakuti sang pemuda. Lima baris huruf-huruf Rusia tercetak rapi sebagai judul. Kita tak bakal tahu buku apa itu bila tidak menyaksikan sebuah pameran khusus tentang kover buku-buku karangan Pramoedya Ananta Toer yang bakal digelar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pekan depan. Itulah terjemahan buku Pramoedya Ananta Toer, Sekali Peristiwa di Banten Selatan. Sekumpulan anak muda yang mencintai Pram memberi kado istimewa baginya, yang pada 6 Februari berulang tahun ke-81. Bertajuk Pram, Buku dan Angkatan Muda, pameran ini menghadirkan sampul buku-buku Pram yang pernah diterbitkan di mancanegara. Ini pameran unik. Baru pertama kali sampul novel karya seorang pengarang kita bisa dipamerkan tersendiri. Ada sekitar 200 buku Pram yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia: dari Yunani, Spanyol, Belanda, Jerman, Korea, Jepang, Turki, sampai bahasa Malayalam, suatu bahasa etnis di India. Banyak tampilan kover terjemahan ini memakai aksara non-Latin, seperti aksara Thailand, Turki, Jepang, Korea, Rusia. Dari semua ini, terjemahan novel Pram ke bahasa Rusia memang paling awal. Sebelum Sekali Peristiwa di Banten Selatan, pada tahun 1957 misalnya telah terbit edisi Moskwa untuk Cerita dari Blora, dan kemudian pada 1959 terbit Cerita dari Blora dalam bahasa Turkmengozidat, Ashkabad. Tahun 1962 juga terbit Na Brehu Reky Bekasi, yang merupakan edisi Chek untuk Di Tepi Kali Bekasi. Tentunya pameran ini adalah kado sederhana yang indah dan juga testamen bagi khalayak umum untuk menyaksikan bahwa kepengarangan Pram diakui dunia. Minggu-minggu lalu sempat beredar kabar Pram sakit keras. Di rumahnya di Desa Waringin Jaya, Bojong Gede, Bogor, ia terbaring lemah. Tapi kini kesehatannya mulai membaik. Kadar gula darah yang tadinya setinggi 640 mulai turun ke 460. Tentu saja ini sama sekali belum normal. Menurut keluarga, kesehatan Pram memburuk karena ia sedih membaca berita-berita bencana di koran yang bertubi-tubi di Tanah Air. Itu menunjukkan, meski tidak lagi menulis, Pram tetap ingin berusaha mengikuti perkembangan di Tanah Air. Kesehatannya berangsur mendingan setelah rombongan…

Keywords: Pramudya Ananta ToerBuku Pramudya Ananta ToerNovel PramudyaNovel Bumi ManusiaNovel Anak Semua100 tahun Pramoedya Ananta Toer
Rp. 15.000

Foto Terkait


Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…