Freak Festival: Pintu Masuk Ke Zappanale

Edisi: 35/34 / Tanggal : 2005-10-30 / Halaman : 156 / Rubrik : LAY / Penulis : Suyono, Seno Joko , ,


RAMBUTNYA agak keriting, pirang, dan selalu awut-awutan. Namanya Charly Heidenreich dan selalu tertawa. Usianya tak lagi muda, 55 tahun. Namun ia energetik bukan kepalang. Demi progressive rock, ia terlihat tak pernah tidur.

Ia menjemput Discus di Basel larut malam. Jam menunjukkan pukul dua pagi waktu setempat, setelah pertunjukan Discus di Z 7, Pratteln.

”Jangan lupa paspor,” tangannya lalu bergerak-gerik jenaka memeragakan agar paspor diselipkan di saku—supaya mudah diperlihatkan ke polisi di perbatasan.

Pukul tiga pagi, Discus meninggalkan Basel. Charly mengendarai sebuah Renault tua oranye, bernomor pelat WU GY 246. Di kaca belakangnya tertempel dengan pelester sebuah poster merah: Freak Show in Concert: Discus, Great Contemporary ethno-jazz rock-avant garde from Indonesia. Mobil menyusuri jalan tol yang tiada henti-hentinya. Kanan-kiri tak ada rumah satu pun.

Hampir tak ada anggota Discus yang tahu di mana letak Würzburg. ”Würzburg—mungkin dekat Nurenberg,” bisik Anto Praboe. Ia menerka karena skripsinya dulu di ISI adalah tentang konserto komponis Carl Maria von Weber (1786-1826). Sang komponis memang tinggal di Nurenberg. Tapi seingat Anto, kota itu sering disebut Würzburg.

Perjalanan selama lebih dari tujuh jam. Kabut tampak tebal saat mendekati ”kota asing” itu, menandakan letaknya agak tinggi.

”Selamat datang di Würzburg, ini kota yang indah,” kata Charly. Kota kecil ini terletak di bagian barat daya Jerman, wilayah Bavaria. Segera terlihat kota yang mungkin sebesar Bogor ini adalah ”kota gereja”—dengan katedral berwuwungan lancip maupun kubah. Gedung berarsitek barok dan rococo. Kastil-kastil. Kanal-kanal dan jalan-jalan sepeda. Taman-taman asri berair mancur. Jembatan batu. Kafe-kafe merah bata. Patung-patung santo. ”Banyak bangunan kuno hancur dibom dalam Perang Dunia II,” kata Charly.

Yang mengejutkan, orang pertama yang dipertemukan Charly dengan Discus adalah wali kota Würzburg. Di gedung Town Hall yang diresmikan pada 1397, Marion Schafes, sang wali kota, menyambut sendiri. ”Saya membaca di Internet review tentang musik Discus”. Itu kalimat pertamanya. Mengagetkan. Lalu ibu itu menyulang anggur, sembari bercerita bahwa anggur Würzburg adalah salah satu anggur terbaik di Jerman. ”Kota kami baru saja merayakan ulang tahun ke 1.300, begitu banyak festival,” katanya.

Sang wali kota tampak santai saja dengan penampilan Charly yang lusuh, acak-acakan itu. Jasa Charly untuk kota ini besar. Ia yang membawa kota kecil ini masuk ke peta penggemar progressive rock Eropa. Charly adalah penyelenggara Freak Show Würzburg, yang mampu mendatangkan grup band progressive rock dari penjuru Eropa.

Seluruh hidup orang ini memang tampaknya diserahkan ke progressive rock. Pekerjaan Charly sehari-hari adalah guru squash. Ia lulusan fakultas olahraga Universitas Julius Maximilians, Würzburg. Dengan uang hasil memberikan les squash, dan bantuan sana-sini, ia nekat secara…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…