Tumbuhlah Bersama... Durian

Edisi: 28/35 / Tanggal : 2006-09-10 / Halaman : 111 / Rubrik : EB / Penulis : Aryanto, Y. Tomi , ,


PENERBANGAN terakhir dari Denpasar ke Jakarta malam itu sudah siap dilakukan. Pramugari sedang memperagakan cara memakai pelampung ketika seluruh kabin seperti dicekam bau menyengat. Durian. Alamak! Awak pesawat pun buru-buru meluncur ke sepanjang gang, mencoba mengendus dari mana bau dahsyat itu berasal.

”Tolong Bapak, Ibu, yang merasa membawa durian, tolong, kami akan simpankan di bagasi,” kata pramugari, mencoba bersabar. Tapi tak ada yang menjawab. Tak ada yang tunjuk tangan. Gawat. Beberapa laci penyimpan barang mulai dibuka, diperiksa, diendus, dikais-kais. Gagal. Sumber malapetaka agaknya sulit dikenali lagi. Seluruh kabin sudah kadung tercemar....

Naik pesawat hari-hari ini tak ada bedanya dengan naik bus. Anda tak cuma berurusan dengan bandara yang ruwet dan berjubel, waktu check-in…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…