Jejak Sang Guru Di Kasongan

Edisi: 48/34 / Tanggal : 2006-01-29 / Halaman : 66 / Rubrik : LAY / Penulis : Idayanie, L.N., ,


GERIMIS masih membalut dusun setelah semalaman hujan. Pagi itu, Ngadiyo sudah sibuk. Sambil terus menata keramik, dia berbicara. Gerabah berbentuk kepala Buddha, kuda seukuran ayam, dan guci setinggi anak baru gede ditata di dalam tobong atau tungku pembakar. "Semua pesanan dari Eropa," ucapnya.

Sebatang rokok lintingan terselip di sudut bibir ayah tiga anak itu. Kaki kurusnya terbalut celana pendek, dan tubuhnya yang ceking tertutup kaus lusuh. Kakek delapan cucu ini mengaku, dirinya bukan pengusaha, hanya seorang buruh. Tapi Ngadiyo memang terkenal di kalangan para perajin gerabah di Desa Kasongan. Apalagi bila menyebut nama Sapto Hoedojo.

Semua tahu, Ngadiyo pernah berhubungan akrab dengan seniman Sapto Hoedojo dan Ny. Suliantoro Sulaiman. Ngadiyo menganggap Sapto guru, dan Ny. Suliantoro ibu. Sapto mengajar desain, dan Ny. Suliantoro, secara tidak langsung, memasarkan. "Rangkaian bunga Mayasari yang dibuat Bu Suliantoro selalu menggunakan produk Kasongan," tutur Ngadiyo, 75 tahun.

Kini, Kasongan menjadi desa wisata. Persisnya di Jalan Bantul kilometer 6, di Pedukuhan Kajen, Kelurahan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Di jalan masuk desa itu, sebuah gapura sewarna tanah bakar berdiri tegak. Kios-kios tanda mata dan kerajinan berjajar di sepanjang jalan. Di seberang jembatan Sungai Bedhog, sebuah papan bertuliskan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…