Satu Jejak Bom Kuningan
Edisi: 31/33 / Tanggal : 2004-10-03 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Hidayat, Agus , Yophiandi , Warta, Martha
Polisi berusaha menguak jaringan bom Kuningan dari pengakuan seorang sopir, ayah empat anak yang sopan.
KAMPUNG Cisuren tenggelam dipeluk malam. Kesenyapan merangkak pelan-pelan, juga di desa-desa lain di sekitar perkebunan teh Pasir Nangka, Sukanagara, Cianjur, Jawa Barat. Warga berkemul selimut, lelap usai digedor aktivitas harian. Di luar, udara dingin dan titik-titik embun jatuh satu-satu. Jarum jam di dinding rumah Ibu Umi, 72 tahun, menunjuk angka 22:30. Dari kejauhan lamat-lamat terdengar jerit burung malam.
Mendadak, bergaris-garis cahaya menelusupi sela pepohonan. Disusul deru kendaraan roda empat yang kian jelas. Mendecit, menggeram di halaman rumah ibu tua tadi. Terdengar langkah-langkah kaki bersepatu berderap, pintu mobil dibanting nyaring, dan ketukan keras di pintu. Buyar sudah lelap tidur Ibu Umi. Tangis Ruwaida, cucu Ibu Umi yang baru satu tahun, memecah hening malam. Seisi kampung jadi kehilangan rasa kantuknya.
Kamis malam dua minggu lalu itu, sebuah rumah di kampung terpencil Cianjur tadi kedatangan tamu yang jarang: rombongan dengan lima mobil sekaligus. Menjelang tengah malam, mobil-mobil ini menurunkan isinya: para petugas kepolisian dari Detasemen Antiteror 88 bersama petugas kepolisian setempat.
Ibu Umi gugup, warga kalut. Apalagi petugas kemudian meminta tujuh orang yang namanya disebut, termasuk Ibu Umi, supaya masuk ke mobil. Tanpa banyak cing-cong, warga patuh dan malam itu pula mobil meluncur menempuh jarak ratusan kilometer menuju Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta.
Adalah Agus Ahmad Hidayat, 31 tahun, yang membuat Ibu Umi dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?