Paskah Suzetta: Utang Itu Kanker Anggaran

Edisi: 47/34 / Tanggal : 2006-01-22 / Halaman : 38 / Rubrik : WAW / Penulis : Aryanto, Y. Tomi , Agustina, Widiarsi , Manggut, Wenseslaus


UTANG luar negeri bikin pusing Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta. Baru dua bulan menjadi menteri, wakil bendahara Partai Golkar sudah harus meneken blue book, buku kumpulan proposal utang luar negeri yang diajukan sejumlah departemen yang akan disahkan menjadi proposal utang negara.

Utang baru ini gila-gilaan: US$ 12 miliar atau sekitar Rp 120 triliun. Bisa diduga, cicilan utang plus bunga yang harus dibayar akan menggerus APBN yang seharusnya cukup membiayai pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan rakyat lainnya. Mengerem nafsu berutang memang jadi niat Paskah begitu memasuki Bappenas. Bahkan, kalau perlu, dengan meminta haircut atau pemotongan pokok utang.

Tawaran Paskah memang mengejutkan. Ada yang menyokong, ada yang ketar-ketir. Kreditor berdatangan, meminta penjelasan. Juga, kolega Paskah sesama menteri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, bos Bappenas sebelum Paskah, gencar memberikan penjelasan yang bertentangan. Menko Perekonomian Boediono idem ditto. Gesekan antara Menko Perekonomian dan Bappenas memantik kecurigaan tentang perpecahan di tubuh tim ekonomi kabinet SBY.

Di jadwal yang padat dan tamu-tamu yang tak putus, Rabu pekan lalu, Paskah Suzetta menerima Y. Tomy Aryanto, Widiarsi Agustina, dan Wenseslaus Manggut dari Tempo untuk sebuah wawancara. Petikannya:

Dua bulan bekerja di Bappenas, apa yang Anda lakukan?

Saya soroti APBN. Soalnya perencanaan apa pun yang dibuat, semuanya didasarkan pada budgeting. Berbagai kebijakan fiskal tecermin di sana. Ternyata, saya menemukan adanya beban sangat berat dalam APBN 2006, yaitu pembayaran utang dalam dan luar negeri yang jatuh tempo cicilannya tahun ini.

Berapa besar?

Tahun ini, bunga utang dalam dan luar negeri yang harus kita bayar adalah 11,8 persen dari APBN atau Rp 76,6 triliun. Kalau pokok utang dihitung, maka totalnya Rp 171,6 triliun atau 26,5 persen dari anggaran. Bandingkan dengan belanja modal yang menjadi stimulans bagi perekonomian kita yang cuma 9,7 persen dari anggaran atau Rp 62,95 triliun. Jadi, utang inilah sebenarnya kanker anggaran dan ekonomi kita. Karena itu, program utama saya di Bappenas adalah mengurangi stok utang pemerintah di luar utang IMF dan swasta. Totalnya sekitar US$ 135 miliar.

Apa yang menjadi pertimbangan Anda mengurangi stok utang itu?

Dengan rasio utang seperti itu, jelas ini jadi beban anggaran dan mengurangi biaya pertumbuhan. Padahal, Presiden memerintahkan menterinya menurunkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…