Panen Jagung Di Kebun Paman Ron

Edisi: 45/34 / Tanggal : 2006-01-08 / Halaman : 62 / Rubrik : PJL / Penulis : Chamin, Mardiyah


PANEN jagung di kebun Paman Ron. Sungguh hal ini tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Di negeri sendiri, belum pernah saya merasakan panen jagung. Kemudian, pada Oktober lalu, jauh di seberang lautan, di pedesaan Bloomington, Illinois, Amerika Serikat, saya menginjak ladang berlumpur, naik traktor, dan memetik jagung.

Tentu saja panen jagung di ladang Ronald Fitchorn ini berbeda dengan panen jagung di Indonesia. Tak ada parang dan cangkul yang belepotan lumpur. Tiada petani bercaping dengan tubuh berleleran keringat. Semuanya serba mekanis. ”Cukup ditangani dua orang. Dalam sepuluh hari kerja, mereka memanen ladang 8 hektare ini,” kata Ronald Fitchorn, 50-an tahun, sang petani.

Paman Ron dengan bangga mengajak saya menaiki traktor. Sebuah mesin raksasa, setinggi tiga meter dengan lebar sepuluh meter, yang dari kejauhan tampak seperti mesin perang. Rodanya yang gendut lebih tinggi dari tubuh saya. ”Raksasa ini yang membantu saya,” katanya.

Pada ujung traktor terdapat sederet pisau berjajar yang dirancang khusus untuk memisahkan butiran jagung dari bonggol serta daun-daunnya. Hanya dalam hitungan detik, butiran jagung langsung terpisah dan dialirkan menuju sebuah pipa. Pada saat bersamaan, sebuah truk besar berjalan seiring dengan traktor yang disetir Paman Ron. Truk inilah yang menampung butiran jagung yang dituangkan dari pipa traktor. Hanya dalam beberapa menit, beberapa ratus meter larik jagung beres dipanen. Bonggol dan daun jagung juga tidak berhenti menjadi onggokan sampah, tetapi diolah menjadi bahan bakar etanol. Semuanya bernilai ekonomis.

Perjalanan saya kali ini memang bukan sekadar pelesiran. Bersama belasan jurnalis dari berbagai negara, saya menyaksikan panen raya jagung berbasis bioteknologi di tiga negara bagian Amerika Serikat. Dengan diundang US Grain Council, kami menempuh Illinois, Indiana, dan Ohio dalam waktu sepekan. Saban hari rombongan kami berpindah dari satu kota ke kota lain dengan menumpang bus. ”Mirip rombongan grup musik rock yang sedang tur,” kata Carolina Bahia, seorang jurnalis dari Brasil.

Kota angin Chicago…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

1
12 TAHUN, SETELAH KONFRONTASI
1975-12-20

Proyek perkebunan dan pemukiman dari sabah land development board (sldb) banyak menyerap buruh tamu dari…

M
MENENGOK ORANG HUTAN MODERN
1976-06-12

Laporan wartawan tempo atas peninjauan ke kal-tim dalam kegiatan kayan river timber products. pemilik hak…

M
MAKAM HAWA BERLUMUT & JEDDAH YANG... ; MAKAM HAWA BERLUMUT & JEDDAH YANG...
1976-10-30

Makam siti hawa, istri nabi adam yang terdapat di kota jeddah, berlumut. kota jeddah sudah…