Wanita Pembenci Kekalahan

Edisi: 45/34 / Tanggal : 2006-01-08 / Halaman : 70 / Rubrik : OR / Penulis : Suseno, ,


BUTIRAN air mata meluncur perlahan di pipi Marta, 19 tahun. Pesepak bola wanita asal Brasil ini bersedih saat mengikuti acara penyerahan trofi pemain terbaik dunia yang digelar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) di Zurich, Swiss, dua pekan lalu. Soalnya, ia gagal lagi menjadi yang terbaik.

Tiga kali masuk nominasi pemain terbaik dunia (2003, 2004, 2005), trofi itu tak kunjung sampai ke pelukannya. Ambisinya selalu dikandaskan pesepak bola wanita asal Jerman, Birgit Prinz.

Birgit sulit ditandingi setelah menumbangkan dominasi Mia Hamm (Amerika Serikat) dalam perebutan pemain terbaik dunia pada 2003. Mia dua kali menyandang gelar bergengsi itu pada 2001 dan 2002. Setelah itu, secara berturut-turut pada 2003, 2004, dan 2005, trofi pemain terbaik tak pernah lepas dari genggaman Birgit.

Trofi yang ketiga itu disambut Birgit dengan gembira. ”Menerima penghargaan tidak akan pernah membosankan,’’ katanya. Dialah wanita pertama menjadi pemain terbaik tiga kali berturut-turut. Wanita 28 tahun ini mengimbangi rekor pemain putra Zinedine Zidane yang meraih gelar serupa pada 1998, 2000, dan 2003, juga rekor Ronaldo (1996, 1997, 1999).

Selama musim kompetisi 2005,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…