Segar Tapi Berbahaya

Edisi: 45/34 / Tanggal : 2006-01-08 / Halaman : 81 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wiyana, Dwi , Purnama, Deffan,


BELI, Bang! Beli, Bang!” Bocahbocah sekolah dasar berceloteh sambil merubung pedagang minuman di sebuah sekolah di pinggiran Jalan Sukahati, Cibinong, Bogor, suatu siang. Si empunya dagangan dengan sigap menuangkan sirup ke kantong plastik. Warna sirupnya sungguh menggoda, ada hijau, merah, dan kuning.

Untuk mendapatkannya, setiap anak cuma perlu menyodorkan uang go pek alias lima ratus rupiah. Lalu, glek, glek, glek, seteguk demi seteguk, sirup murah meriah itu membasahi kerongkongan, terasa menyegarkan. ”Rasanya tidak terlalu enak. Enakan sirup di rumah,” kata M. Rahman, 9 tahun, seorang siswa. Toh, segelas sirup hijau cepat habis diminumnya.

Di sekolahsekolah dasar yang lain, pedagang minuman seperti itu gampang ditemukan. Selain sirup, es cendol…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…