Karena Cinto Dan Politik
Edisi: 29/33 / Tanggal : 2004-09-19 / Halaman : 64 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,
Pilar utama kekuatan Megawati bukan cuma dari pamor PDIP, tetapi juga dari determinasi Taufiq Kiemas.
MARKAS CPM Kodam Sriwijaya, Palembang, 1966. Di sinilah Taufiq Kiemas dikurung karena posisinya sebagai Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Palembang dianggap oleh tentara "condong" memihak pada Bung Karno. Maklum, ini tahun 1966. Masalah "kiri", "kanan", dan "tengah" sedang jadi persoalan.
Tapi, di balik jeruji itu, Taufiq Kiemas muda malah lebih asyik meramal jodohnya sendiri. Ia menyodorkan sehelai koran kepada mantan Ketua DPRD Sumatera Selatan, Adjis Saip. Di situ terpampang foto Megawati, putri sang Presiden. "Djis, ini calon ayu (kakak perempuan) kau," ujarnya sambil menunjuk foto Megawati.
"Ah, Kak Taufiq jangan mimpilah," kata Adjis, "Dia itu kan anak presiden, kita ini cuma rakyat biasa," tutur Adjis, yang sudah mengenal Taufiq lebih dari 40 tahun lamanya. Saat itu Megawati belum menikah dengan Letnan (Penerbang) Surindro Suprijarso. "Kalau kau tak percaya, lihat saja nanti," ujar Taufiq seperti diceritakan Adjis dalam biografi Tanpa Rakyat, Pemimpin Tak Berarti Apa-Apa: Jejak Langkah 60 Tahun Taufiq Kiemas (2002), yang disunting Panda Nababan.
Pada akhirnya sejarah dan alam mempertemukan keduanya pada Juli 1971. Ketika itu Taufiq, yang diajak Guntur Soekarnoputra berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…