Sangat Longgar, Tak Ada Ketua

Edisi: 29/33 / Tanggal : 2004-09-19 / Halaman : 82 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,

Bergerak dari rumah sewaan, tak disekat struktur PDI Perjuangan. Pada awalnya mendukung tim resmi.

TETAMU mengalir silih berganti di sebuah rumah mentereng di Jalan Teuku Umar 33, Jakarta Pusat. Berbagai lapisan masyarakat, mulai pengamen, cendekiawan, sampai menteri, tampak berbaur jadi satu. Ada yang mengeluarkan unek-unek, berdiskusi membahas strategi meraih suara, atau sekadar mengobrol. "Di sini semua orang bebas datang dan memberi kontribusi," kata Daryatmo Mardiyanto, Kepala Sekretariat Mega Center yang berkantor di rumah itu.

Mega Center didirikan 6 April 2004, sehari setelah pemilu legislatif. "Mbak Mega dan Pak Taufiq ingin merealisasi keputusan PDI Perjuangan menjadikan Megawati presiden," kata Daryatmo. Sejak itu Mega Center digerakkan, tak lagi disekat oleh struktur PDI Perjuangan. "Di sini semua kelompok masyarakat bergabung membangun citra Mbak Mega dan memperluas jaringan."

Rumah yang disewa dari mertua Sys N.S.--tokoh Partai Demokrat--itu memang bersebelahan dengan kediaman pribadi Presiden Megawati Soekarnoputri. Untuk memudahkan komunikasi, dibuat pintu tembus yang menghubungkan kedua rumah. Mega Center pada awalnya mendukung tim resmi yang diajukan ke Komite Pemilihan Umum. Karena itu, selain orang-orang partai, di sana juga tampak beredar tokoh macam Mallarangeng, Irma Hutabarat, Sri Adiningsih, Hermawan Sulistyo--antara lain. "Struktur kami sangat longgar, tak kaku, dan tak ada ketua agar beban tak…

Keywords: -

---

Foto Terkait