Terjerembap Di Hutan Lindung
Edisi: 30/35 / Tanggal : 2006-09-24 / Halaman : 98 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Kuswardono, Arif A. , Hasugian, Maria , Simatupang, Sahat
JULUKANNYA Raja Kayu Sumatera. Dia memang mirip ârajaââbahkan ketika kembali sebagai pesakitan ke Medan, pada Sabtu dua pekan lalu. Satu brigadir jenderalâJohny Wainal, Wakil Kepala Polda Sumatera Utaraâbeserta 30 anak buahnya datang menjemput ke Bandara Polonia. Lalu, iring-iringan ketat polisi mengawalnya ke luar bandara, melintasi kota menuju gedung Direktorat Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara.
Di situ, sang ârajaâ, Adelin Lis, 49 tahun, dimasukkan ke sel di lantai dasar gedung. Pengusaha kayu terkemuka di Sumatera Utara itu kabur pada Februari lalu. Di ruangan seluas 16 meter persegi, perbawanya masih terlihat. Sel itu, yang biasa ditempati lima tahanan, ia huni sendirian. Diperlukan lima anggota Brigade Mobil bersenjata lengkap di tiga lapis pintu menuju sel itu.
Adelin Lis ditangkap di Beijing saat buronan polisi Sumatera Utara ini memperpanjang paspornya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Dia berupaya kabur. Bermodal tangan kosong, empat staf KBRI yang mengawalnya melawan 20 kaki tangan Adelin. Terjadi baku hantam dan saling kejar sampai ke halaman Hotel Sheraton seusai petugas kedutaan mengantarkan Adelin mengecek jantungnya di sebuah klinik. Empat staf babak-belur. Tapi sang buron, yang masuk daftar pencarian orang (DPO) polisi Sumatera Utara, terpegang.
Dia dibawa kembali ke Jakarta dalam kawalan Konsul Kejaksaan KBRI Yan Maringka, dan langsung diterbangkan ke Medan. Pembekukan Adelin bisa menjadi lonceng yang mendebarkan para pembalak kakap. Sebagian dari mereka kini bebas melenggang di Indonesia. Ada yang kabur ke mancanegara: Hong Kong, Cina, Malaysia, Singapura.
Di tangan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, ada berpuluh nama pembalakâyang kelasnya, menurut Kaban, lebih kakap dari Adelin. âDia masih punya hak pengusahaan hutan (HPH). Mereka tak punya HPH, tapi menebang di mana-mana,â kata Kaban. âJustru mereka yang harus ditangkap.â
***
Adelin Lis memang bukan target Departemen Kehutanan. Menurut Kaban, saat ini ada sekitar 50 cukong pembalak yang mestinya ditangkap…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…