Berbagi Lewat Duek Pakat

Edisi: 44/34 / Tanggal : 2006-01-01 / Halaman : 40 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,


SEBUAH monumen perahu yang belum rampung terpancang tegak di mulut jalan menuju Desa Lambung, Meuraxa, sekitar lima kilometer dari Banda Aceh. Itulah gerbang desa yang berada 2 kilometer dari bibir pantai Ulee Lheu, Banda Aceh.

Gerbang itu dibangun buat mengenang peristiwa kelam setahun lalu. Saat tsunami datang, desa seluas 80 hektare itu serta-merta rata dengan tanah, menyatu dengan batas laut. Hampir tak ada satu rumah pun tersisa. Kalaupun ada, jumlahnya tak lebih dari hitungan jari. Itu pun kondisinya rusak parah.

Kini Gampong Lambung mulai menggeliat, kendati lamban. Penyebabnya, antara lain, langkanya tenaga tukang dan kuli. Dulu tercatat ada 2.000 jiwa penduduk di situ, kini yang tersisa sekitar 350 jiwa. Itu pun separuhnya perempuan. ”Korban dari desa kami termasuk yang terbanyak bila dibanding jumlah penduduknya,” ucap Zaidi M. Adan, Geuchik (kepala desa) Lambung.

Empat dusun yang ada, Melati, Selanga, Dahlia, dan Mawar, kini mencoba memulai kehidupan baru. ”Kalau tidak di sini, saya tidak tahu akan tinggal di mana lagi,” ucap Mukhtar Mukhlis, 51 tahun, salah satu warga desa. Sebagian warga yang selamat memilih mengungsi ke luar desa karena takut dan trauma. Umumnya mereka tinggal di rumah kerabat atau pengungsian. Hanya beberapa warga yang berani tinggal di kampung. Mereka itulah tenaga yang ada.

Selain monumen, didirikan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…