Liliput Dalam Proyek Raksasa
Edisi: 44/34 / Tanggal : 2006-01-01 / Halaman : 56 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,
ISACH Wahyu Zulfikar tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. âKini kami punya tujuh pabrik bata di Aceh,â kata lulusan Teknik Material Institut Teknologi Bandung itu. Menjadi koordinator unit usaha milik Uplink, sebuah lembaga non-pemerintah, Isach layak gembira. Berawal dari sebuah bengkel pelatihan dengan peralatan sederhana, usahanya berkibar hanya dalam tempo tiga bulan.
Pabrik bata pertama Uplink berdiri September lalu di Desa Lam Isek, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Pabrik kedua menempati lahan seluas 1.000 meter persegi di desa tetangga, Lam Keumok, masih di kecamatan yang sama. Dan pabrik demi pabrik terus dibangun. Isach kini diminta memasok bata untuk pembangunan 3.000 rumah korban tsunami, di 25 desa Aceh Besar dan Banda Aceh, yang dikelola Uplink. Pabriknya terus menderu, 40 mesinnya menghasilkan masing-masing 500 batu bata setiap hari.
Kebutuhan akan batu bata akan terus meningkat. Tsunami menghancurkan 110 ribu rumah. Namun, setahun setelah tsunami, baru 14,6 persen rumah bisa dibangun kembali. Pada 2005, pemerintah menjanjikan membangun 40 ribu rumah, tapi tak bisa direalisasi. Pada 2006 nanti, pemerintah kembali menargetkan dapat membangun 78 ribu rumah. Jika tak ingin mengecewakan puluhan ribu rakyat Aceh yang kini masih tinggal di tenda darurat, pemerintah dituntut mendatangkan bahan bangunan dalam jumlah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…