Bukan Bandung Bondowoso

Edisi: 44/34 / Tanggal : 2006-01-01 / Halaman : 76 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,


DALAM sebuah diskusi di kantor Tempo dua bulan lalu, Ketua Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, Kuntoro Mangkusubroto, mengeluh. ”Kami nervous menghadapi Desember ini,” ujarnya. Peringatan setahun tsunami, yang dihadiri Susilo Bambang Yudhoyono di Aceh, membuat lelaki itu risau. ”Desember ini, seluruh mata dunia akan mengaudit Aceh,” katanya.

Puluhan ribu pengungsi tinggal di tenda. Padahal target jangka pendek BRR adalah mampu mengeluarkan semua pengungsi dari sana. Didirikan pada April 2005, lima bulan setelah bencana—sesuatu yang dianggap terlambat oleh banyak kalangan—BRR adalah badan yang memiliki tanggung jawab menyeluruh membangkitkan Serambi Mekah. Dalam jangka empat tahun, ia diharapkan mampu menormalkan Aceh.

Tak syak, nama lembaga ini populer di Aceh. Dari buruh sampai tukang becak seolah bisa menaruh harapan padanya. Seorang bekas anggota GAM yang bertemu dengan Tempo di pelabuhan Malahayati berkata, ”Tolonglah bilang Pak Kuntoro, saya belum dapat rumah.” Sebelumnya ia telah mendapat tanah dan uang lima juta dari pemerintah.

Ilustrasi kecil ini menggambarkan bagaimana citra BRR di mata masyarakat. BRR dianggap sosok ”serba wah” dan menimbulkan ekspektasi yang tinggi: siapa memiliki akses ke badan itu akan mudah menerima pertolongan darinya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…