Koalisi Bermesin Iming-iming

Edisi: 27/33 / Tanggal : 2004-09-05 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y. , Agustina, Widiarsi , Arvian, Yandrie


Koalisi Kebangsaan bergerak cepat. Iming-iming jabatan menteri menjadi mesin penggeraknya.

SUDAH sepekan Akbar Tandjung tak pernah beristirahat. Jadwal terbangnya padat: awal pekan lalu ia menjelajahi Pulau Jawa, dua hari kemudian terbang ke Kalimantan, esoknya berangkat ke Sumatera Utara. Dari sana ia meluncur ke timur: Bali dan Nusa Tenggara. Dalam hitungan hari, Ketua Umum Partai Golkar itu telah berkeliling ke sepuluh provinsi. Bahkan persiapan pernikahan anak sulungnya, Ahad, 29 Agustus lalu, ia pasrahkan kepada kawan-kawan dekatnya saja.

Di tempat yang dikunjunginya, 2-3 jam Akbar berbicara kepada massa partainya. Intinya apa lagi kalau bukan ajakan untuk memilih Megawati dalam pemilu 20 September nanti--sesuatu yang disepakati Partai Golkar dengan Megawati ketika mereka mendeklarasikan Koalisi Kebangsaan dua pekan lalu. Saat itu, bersama PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Damai Sejahtera, Golkar bertekad menyokong pasangan Mega-Hasyim. Dalam acara di Hotel Gran Melia, Jakarta, itu hadir pula Jenderal Purnawirawan R. Hartono (Partai Karya Peduli Bangsa), Sukmawati Soekarnoputri (Partai Nasional Indonesia Marhaenisme), dan Bursah Zarnubi (Partai Bintang Reformasi). Ketiganya juga resmi mendukung koalisi.

Dukungan Akbar itulah yang membuat Megawati bungah. Jumat pagi pekan lalu, misalnya, Mega tersenyum riang meski Akbar datang paling buncit dalam rapat koalisi di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Jakarta. "Ibu Mega ceria dan mengikuti rapat dengan saksama," kata seorang petinggi Partai Golkar yang menghadiri rapat itu.

Dalam rapat yang dipimpin Akbar itu, Golkar optimistis bisa mengerahkan akar rumputnya untuk menyokong Mega. Koalisi menargetkan mendapat 51-71 persen suara. Mega, yang pagi itu mengenakan baju dan kain panjang merah muda, tersenyum. "Kita harus membagi tugas untuk mengefektifkan langkah. Waktu kita tinggal 24 hari lagi," kata Mega seperti dikutip Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Endin A.J. Soefihara.

Selanjutnya, Mega berpesan agar anggota pasukan mewaspadai gejala masyarakat yang cepat berubah dan memantau hasil jajak pendapat. Lalu sekali lagi Akbar meyakinkan Mega bahwa ia telah berkeliling ke 10 provinsi dan akan disusul dengan 22 provinsi lainnya dalam dua pekan ini. "Dari 440 kabupaten/kota madya, Koalisi Kebangsaan telah menguasai 270 di antaranya," kata Akbar. Kesungguhan Ketua Golkar menyokong Mega ini membuat sesak kubu Wiranto--calon presiden Golkar yang merasa tak serius disokong Beringin. "Ini sangat menyakitkan," kata Muladi, anggota tim sukses Wiranto yang juga anggota Dewan Penasihat Golkar.

Tak aneh kalau Akbar begitu bersemangat. Tawaran Mega kepada peserta koalisi adalah jatah menteri. "Perbandingan (jumlah kursi yang dibagikan) tetap proporsional," kata Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung Wibowo.

Menurut Akbar, belum ada pembicaraan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…