Kiai-kiai Dengan Kekuatan Plus
Edisi: 03/22 / Tanggal : 1992-03-21 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis : BSU
Kepercayaan adanya karamah (supranatural) tetap berdenyut di kalangan Islam
tertentu, terutama di kalangan NU. Kiai yang punya kemampuan "melihat di
belakang yang tampak" itu dicari-cari orang untuk banyak urusan. Wartawan
TEMPO Wahyu Muryadi dibantu rekannya di daerah, Kelik M. Nugroho, Moebanoe
Moera, Heddy Lugito, Moch. Faried Cahyono, dan Kastoyo Ramelan mengikuti
kehidupan para ulama ini di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Bukan
hanya merekam cerita dari para jamaah atau santri mereka tapi juga
mewawancarai para kiai itu.
; Ada cerita kecil yang tersisa di belakang panggung Rapat Akbar NU di Senayan,
awal Maret ini. Pasukan jin batal hadir. Ini kata koordinator keamanan acara
itu, Suhar Billah, 43 tahun, yang ditugasi mengerahkan pasukan supranatural
untuk mengamankan rapat itu. "Sebab rapat sudah berlangsung aman dan
tertib," katanya menjelaskan mengapa rombongan jin tidak jadi datang. Padahal
katanya, selain dia, 20 kiai NU lain sudah menyatakan siap mengontak mahluk
halus itu.
; Suhar Billah juga tak sampai menggunakan "senjata" yang dipinjamkan Kiai H.
Sofyan Sauri, pemimpin Pondok Pesantren Mikhtakhul Ulum, Kaliwates Jember.
Senjata antiperusuh ini sebuah tasbih Khodam Malaikat. Kiai Sofyan, yang
berhalangan hadir dalam upacara besar itu, berpesan hati-hati menggunakannya.
Sebab, satu biji tasbih itu berkekuatan 100 orang. "Jadi, kalau ada orang
disentil dengan satu biji bisa mencelat seperti didorong tenaga 100 orang,"
kata Suhar kepada Amsakasasi dari TEMPO.
; Kepercayaan pada kenyataan "kekuatan batin" memang masih kuat di kalangan
NU. Almarhum Kiai Achmad Siddiq pada masa menjadi rais am pernah membahas soal
ini dengan wartawan, selepas muktamar NU di Krapyak, Yogyakarta, akhir
November 1989. Kiai penggemar musik Michael Jackson itu bilang, "NU memang
tidak bisa dilepaskan dengan yang gaib-gaib," katanya. Waktu itu seorang
wartawan menanyakan tentang sejumlah kiai yang mempunyai kekuatan supranatural
yang turun tangan memberikan dukungan spiritual pada pelaksana muktamar di
Krapyak itu. "Bukan itu saja," jawab Almarhum Achmad Siddiq, "Sejumlah kiai
malah sudah bisa meramalkan hasil muktamar itu."
; Umpamanya, sebelum acara muktamar di Krapyak itu Kiai Muslim dari Klaten,
Yogyakarta, berkalikali mencipratkan minyak wangi ke baju Abdurrahman Wahid
sambil bergumam, "Insya Allah terpilih kembali, Insya Allah." Mbah Muslim
juga meyakinkan Acmad Siddiq bahwa ia akan duduk kembali di kursi lamanya
sebagai Rais Am Syuriah NU. Apa yang dikatakan Mbah Muslim kemudian menjadi
kenyataan. Gus Dur dan Achmad Siddiq terpilih sebagai Ketua Umum PB NU dan
Rais Am Syuriah NU untuk kedua kalinya. "Kiai-kiai seperti Mbah Muslim selalu
berkeliling kalau NU punya hajat besar," kata Achmad Siddiq (almarhum) ketika
itu.
; Sambil terkekeh, Ketua Umum PB NU Abdurrahman Wahid mengatakan, NU punya
"koleksi" ratusan kiai seperti Mbah Muslim. Pucuk pimpinan NU ini
menyebutnya sebagai "kiai paranormal" atau "ahlul karamah," "ahlul
hikmah". Yaitu para kiai plus, yang dianggap suci dan mendapat "kesaktian"
dari Allah. Mereka bisa melihat jauh kedepan, ngerti sak durunge winarah
dan bisa mengalirkan karamah pada orang yang memintanya. Gus Dur
membedakannya dengan kiai "biasa", yaitu para ulama yang mendalami syariat
agama.
; Sampai kini kiai plus, yang umumnya mendapat kharisma dan "ilmu" karena
menjalankan tarekat dan ajaran sufi, laku keras. Mereka kiai yang selalu
dicari-cari orang untuk, misalnya, "mengatrol" nasib. Tengok saja Kiai Hamim
Jazuli, yang terkenal dengan panggilan Gus Mik, 60 tahun. Di sembarang kota di
Jawa Timur, apalagi Surabaya, nama Gus Mik ngetop.
; Ketenaran itulah yang terlihat akhir Januari lalu, ketika dilangsungkan
semakan, yaitu forum pengkhataman Quran dan Dzikrul Ghofiliin di
sebuah pertemuan di Surabaya. Berita akan hadirnya Gus Mik melariskan acara.
Banyak yang menungu-nunggunya. Maka begitu wajahnya muncul, sejumlah lelaki
menyerbu kiai yang ketika itu berpici hitam, berselempang syal kuning dan
berkemeja putih.
; Semua berebut mencium tangan Hamim, ngalap berkah, meminta "kesaktian".
Di antaranya ada seorang laki-laki muda berdasi yang membawa gulungan gambar,
meminta doa agar proyeknya sukses. "Insya Allah," kata Gus Mik. Ada seorang
bapak yang minta nama untuk anaknya yang baru lahir. Gus Mik berpikir sejenak,
lalu katanya, "Beri nama Muchdlar." Sang bapak gembira sekali, lalu
menyelipkan uang di saku baju Gus Mik. Yang tak kebagian tempat berteriak,
"Guuus, dalem nyuwun pangestunipun ( saya mohon restu )!" Pengawalnya
sampai mencarikan jalan masuk lain. Apa boleh buat, Gus Mik terpaksa
dimasukkan ke arena semakan melalui barisan jamaah putri.
; H.M. Farid Wajdi dan Agus Ali M., koordinator majelis semakan Mantab itu
berusaha menjelaskan latar belakang serbuan jamaah itu. "Karena Gus Mik
dipercaya sebagai wali yang memiliki karamah, kehebatan yang bersifat
supranatural," kata Agus Ali. Farid Wajdi sependapat. "Pernah suatu Jumat
Gus Mik menghilang, absen salat Jumat," kata Wajdi berkisah. "Beberapa jam
kemudian, Gus Mik muncul dengan buah kurma yang masih bergetah menggantung di
batangnya. Dari mana kurma itu kalau tidak dari tanah suci."
; Gus Mik, anak ketiga pendiri Pondok Pesantren Ploso Kediri, K.H. Ahmad
Jazuli. Namanya mulai berkibar setelah ia sukses meluncurkan majelis
semakan Quran Mantab. Mulanya semakan ini dipopulerkannya di kota
kelahirannya, Kediri, sekitar tahun 1986. Bentuk acara ini dirancang oleh Gus
Mik dengan memasukkan Dzikrul Ghofiliin antara lain membaca Al Fatikhah
100 kali dan shalawat 300 kali, warisan almarhum Kiai Hamid yang tersohor dari
Pasuruan dan Kiai Achmad Siddiq. Tahun berikutnya forum pengajian ini makin
dikenal di kotakota lain di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Bahkan ke
provinsi lain. Sudah beberapa kali acara sejenis dilaksanakan di Jakarta,
Bandung, dan Banten. Mulamula di rumah perorangan, kemudian meningkat menjadi
acara di pendopo kabupaten, dan tak jarang sampai ke alun-alun untuk menampung
massa yang membludak.
; Kiai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…