Mochtar Lubis Dan Indep Edensi Pers Masa Kini
Edisi: 26/33 / Tanggal : 2004-08-29 / Halaman : 100 / Rubrik : KL / Penulis : Atmakusumah , ,
Atmakusumah *)
*) Pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo, mantan Ketua Dewan Pers dan redaktur pelaksana Indonesia Raya
PASAL-pasal hukum yang menganggap karya jurnalistik serta pernyataan pendapat sebagai kejahatan masih belum tersentuh perubahan. Belum terdengar ada anggota DPR atau menteri yang berminat mengubah, menyingkirkan, atau tidak memberlakukan pasal-pasal yang mengancam kebebasan pers itu. Belum ada upaya sama sekali dari perancang undang-undang untuk mendekriminalisasi karya kreatif dalam ruang lingkup kebebasan pers, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekspresi.
Padahal politisi yang mendukung demokrasi harus bersedia menerima kritik yang "tak berperasaan, menyesatkan, dan sangat miring" sekalipun. Sebaliknya, politisi yang mengaku mendukung proses demokratisasi, tetapi membiarkan pemerintahnya menggunakan pengadilan pidana untuk menghukum pihak yang merugikan nama baiknya dalam media pers, adalah munafik dan secara fundamental anti-demokratis.
***
Enam belas tahun yang silam David T. Hill, pengajar Universitas Murdoch di Fremantle, Australia Barat, mengatakan bahwa jurnalisme Mochtar Lubis yang langsung dan tanpa kompromi (direct, unyielding journalism) telah berakhir dengan kekalahan. Surat kabar yang dipimpinnya, Indonesia Raya, dibredel pemerintah Sukarno pada September 1958 dan sekali lagi oleh pemerintahan Soeharto pada Januari 1974.
"Kekalahan" itu sekarang berbalik menjadi "kemenangan". Budayawan dan wartawan Mochtar Lubis, yang meninggal dunia 2…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…