Mereka Yang Meretas Label

Edisi: 25/33 / Tanggal : 2004-08-22 / Halaman : 64 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,

Ada stereotipe tentang keturunan Cina. Mereka hampir selalu diberi label piawai berbisnis, kurang peduli sekitar, juga senantiasa dianggap pasti kaya raya.

SIKAP gebyah-uyah atau pukul rata tentu tidaklah tepat. Seperti etnis yang lain, Jawa, Minang, Batak, ataupun Bugis, etnis keturunan Cina punya wajah yang amat beragam. Ada orang Cina yang memang lihai dan sukses berbisnis. Tapi tidak jarang pula keturunan Tionghoa yang cemerlang di bidang yang sama sekali tidak berbau bisnis. Mereka juga punya dedikasi yang luar biasa. Mereka pun memiliki kepudilian sosial yang kental dan tidak kalah dibandingkan dengan orang dari etnis yang lain.

Kali ini Tim TEMPO menghimpun profil beberapa orang keturunan Cina yang ada di luar bidang bisnis. Ada Ester Indahyani Jusuf yang aktif mendampingi korban-korban kerusuhan Mei 1998, ada Budi Lim yang cintanya jatuh pada gedung-gedung bersejarah, ada Halim H.D. yang selalu tampil nyentrik dan menjadi jembatan bagi seniman-seniman Indonesia, ada juga Eko Prawoto yang menunjukkan bahwa arsitektur juga sebuah arena berkesenian. Sadar atau tidak, mereka turut serta meruntuhkan labelisasi yang berurat berakar terhadap keturunan Cina.

***

SEORANG ODYSSEUS DARI SOLO

Berbekal sandal jepit, kaus oblong, dan tas kain berisi buku, Halim H.D. terus mengembara. Persinggahannya menciptakan peristiwa seni.

SUATU pagi di Surakarta, 1995. Seorang lelaki yang berpenampilan sederhana bergegas menemui beberapa kawannya. Ia menitipkan sepotong pesan, "Kalau terjadi sesuatu, tolong cek keberadaan saya di kejaksaan." Sesudah teman-temannya paham, ia buru-buru pergi kantor kejaksaan di daerah Kepatihan, Solo. Di sana ia mesti menjelaskan kiriman lewat pos yang diterimanya, beberapa jurnal kesenian dari Amerika dan Eropa.

Lelaki berkacamata minus ini me-mang kerap menghadapi panggilan aparat. Selain…

Keywords: -

---

Foto Terkait