Diskriminasi Tulang Belulang

Edisi: 25/33 / Tanggal : 2004-08-22 / Halaman : 69 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,


Memilih menjadi pengacara rakyat meski bergaji cekak. Dan tak mau disebut pejuang hak asasi manusia.

SEPERTI lintah, kenangan buruk itu melekat di ingatan Ester Indahyani Jusuf. Dia baru saja menikah tiga bulan saat Jakarta dilibas oleh kerusuhan Mei 1998. Di atas tempat tidur, cerita seorang saksi mata dari Jakarta Utara mengganggu mimpinya: "Seseorang berambut gondrong membakar toko ban. Langit hitam dan api menyambar kian-kemari. Dua orang sengaja dikunci si gondrong di dalam toko itu. Tubuh mereka pun hangus." Ester gundah. Dia tahu dua orang nahas itu warga Indonesia keturunan Cina.

Tragedi bulan Mei enam tahun silam itu menyulut kesadaran baru Ester, yang terlahir dengan nama Sim Ai Ling. Dia membenci politik diskriminasi yang awet selama rezim Orde Baru berkuasa. Tapi dia juga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…