Kontainer Tak Mampir Di Mahkamah Konstitusi
Edisi: 24/33 / Tanggal : 2004-08-15 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Zulkifli, Arif , Rulianto, Agung , Sepriyossa, Darmawan
Bukti kecurangan pemangkasan suara Wiranto tak kuat. Tapi kubu Megawati sempat ketar-ketir.
URAT saraf yang telanjur tegang itu langsung kendur saat persidangan dimulai. Alih-alih menghadirkan perdebatan yang seru, pengadilan kasus gugatan calon presiden Wiranto atas kesalahan penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum pada pemilu 5 Juli lalu malah menghadirkan komedi kocak.
Tim kuasa hukum Wiranto mengaku dicurangi sehingga kehilangan 5,4 juta suara. Di DKI Jakarta, misalnya, ada 348 ribu suara yang raib. Hakim Mahkamah Konstitusi, I Dewa Gede Palguna, meminta tim Wiranto membuktikan bahwa suara yang hilang itu adalah milik mereka. "Dari mana (data-data itu) Anda peroleh?" tanya hakim.
Albert M. Sagala, salah satu kuasa hukum Wiranto, menjawab bahwa rekapitulasi itu dibuat mereka sendiri. Albert bahkan balik meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuktikan data yang mereka miliki itu cocok dengan data KPU. Belum lagi KPU menjawab, hakim memotong. "Siapa yang mendalilkan, ia yang membuktikan. Ada? Silakan serahkan itu sekarang," kata Hakim Palguna kesal seraya mematikan mikrofon.
Albert menjawab: "Kalau data yang kami punya harus kami bawa semua, mungkin satu kontainer tidak cukup." Hakim menukas, justru data satu kontainer itulah yang harus dibawa. Hadirin tergelak.
Kali yang lain, hakim menghardik tim kuasa hukum bekas Panglima TNI itu karena tak membawa bukti cukup. "Saya peringatkan pemohon, kami akan memberlakukan keterangan palsu," kata Hakim Palguna. Mendengar ancaman seram itu, Zulhendri Hasan, salah seorang anggota tim, bergidik. Seseorang yang memberi keterangan palsu bisa dikurung sembilan bulan di penjara. "Data kami memang belum sempurna, tapi tolong kami jangan diancam. Kami jadi ketakutan." Pengunjung sidang lagi-lagi tertawa.
Drama komedi ini adalah buntut ketidakpuasan kubu Wiranto atas hasil penghitungan pemilu. Mestinya, perebutan posisi calon presiden tahap pertama sudah berakhir…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…