Sebuah Kedipan, Sebuah Paspor

Edisi: 16/34 / Tanggal : 2005-06-19 / Halaman : 100 / Rubrik : TEI / Penulis : Wuragil, Zacharias , ,


DI sebuah loket kekesalan itu selalu tumpah. Di Bandara Soekarno-Hatta, wajah ranum perempuan itu sering tiba-tiba jadi mengkerut. ”Musuh” abadinya setiap kali datang dari luar negeri adalah loket imigrasi. ”Loket paling menyebalkan sedunia,” kata Dewi Chasmala.

Yang bikin manajer sebuah perusahaan garmen kondang asal Amerika Serikat itu senewen bukan cuma antreannya yang panjang seperti ular itu butuh waktu 15 hingga 30 menit untuk melaluinya. Tapi juga bertele-telenya pemeriksaan paspor serta wajah penuh selidik para petugas imigrasi. ”Hanya karena saya berjilbab, saya sering dipersulit karena dianggap TKI dari Arab,” ujar perempuan yang sebulan sekali pasti harus keliling ke berbagai negara di Asia mengawasi pabrik-pabrik pembuat baju, kaus, dan celana yang dikontrak perusahaannya.

Loket peniup derita itu sebentar lagi akan tinggal menjadi nostalgia buat Ira. Mulai 5 Juli mendatang, Bandara Soekarno-Hatta akan menerapkan sistem sensor pemindai (scanner) mata. Dengan alat ini, proses pemeriksaan paspor yang bertele-tele bisa dihilangkan.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
Obat Buat Pecandu TV
2007-11-25

Ponsel televisi lokal menjajal pasar. perlu upaya perbaikan citra.

R
Robot Hijau dari Google
2008-02-24

Prototipe peranti lunak buatan google diperkenalkan pekan lalu. sejumlah pesaing siap menghadang.

T
Terkesima Kesan Pertama
2007-03-11

Microsoft meluncurkan versi perorangan windows vista. mengandalkan kekuatan antarmuka.