Euforia Orang Kaya Daerah

Edisi: 16/34 / Tanggal : 2005-06-19 / Halaman : 142 / Rubrik : EB / Penulis : Kamil, Taufik , Wibowo, Kukuh S. , Purnama, Deffan

GODAAN kue iklan televisi rupanya sulit ditampik. Cobalah: pengusaha daerah seperti keranjingan membangun stasiun televisi lokal. Bahkan di satu daerah bisa berdiri lebih dari satu TV lokal. Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Bimo Nugroho, mencatat 60 permohonan dari pengelola stasiun televisi untuk mendapat izin frekuensi.

Pada awal 2005 saja sudah ada sekitar 30-an stasiun TV lokal. Bahkan, pantauan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) menunjukkan jumlah TV lokal sudah mencapai 70 stasiun. Jumlah ini pun diprediksi bakal terus bertambah karena Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran memang membuka peluang daerah membangun stasiun televisi.

Menurut Direktur Eksekutif ATVLI, Jimmy Silalahi, motivasi berdirinya stasiun TV baru itu murni bisnis. Pengelola televisi lokal merasa memiliki peluang berkembang karena mulai tahun depan tak ada lagi stasiun televisi swasta yang boleh siaran nasional, kecuali TV publik (TVRI). Karenanya, belanja iklan diharapkan merembes ke daerah.

Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, R.T.S. Masli, juga mengatakan industri lokal dan institusi di daerah akan menjadi lahan tayangan komersial baru sehingga kue iklan diprediksi makin gede. ”Kita lihat saja nanti,” katanya.

Belanja iklan boleh jadi memang bertambah. Tapi, seberapa besar sehingga bisa menghidupi TV baru yang jumlahnya melesat itu? Pelaksana Tugas Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Departemen Komunikasi dan Informatika, Gde Widiadnyana Merati, tak yakin semua stasiun TV bakal kebagian rezeki iklan dengan jumlah rupiah…

Keywords: -

---

Foto Terkait