Meredam Hasrat Di Daerah

Edisi: 15/34 / Tanggal : 2005-06-12 / Halaman : 32 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y. , Rosyid, Imron , Sunudyantoro

SUKSES Susilo Bambang Yudhoyono merebut kursi presiden membuat banyak pendukungnya ingin juga menjadi ”presiden” di daerah. Dalam Pemilu 2004, hanya berbekal Partai Demokrat, partai kecil tak bernama, SBY mampu meraih kemenangan. Kini, dengan posisi sebagai presiden, banyak yang berpikir lumrah saja kalau Susilo ingin memperkuat dukungan dengan mencampuri pemilihan kepala daerah. ”SBY pasti berkepentingan terhadap menangnya calon Demokrat,” kata Rusli Yusuf, Bendahara Partai Demokrat Surabaya.

Rasa percaya diri ini merebak di daerah. Di Solo, misalnya, meski hanya memiliki empat kursi di DPRD—kurang dari batas minimal 15 persen bagi seseorang untuk mencalonkan diri di pilkada—hasrat Partai Demokrat meraih kursi wali kota dan wakil wali kota tak terbendung. Bahkan November tahun lalu, meski peraturan pemerintah tentang pilkada belum dibuat, mereka sudah membuka loket pendaftaran calon wali kota dan wakil wali kota Solo.

Bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga hanya mengantongi empat kursi, mereka menggalang koalisi mencari calon. Siapa pun boleh mendaftar asal punya KTP Solo, lulusan S1, dan mengganti biaya formulir Rp 100 ribu. Hasilnya, 16 orang mendaftar, tapi hanya 14 orang yang mengembalikan formulir plus biaya seleksi Rp 3,5 juta.

Namun, dalam perjalanan, mereka pecah kongsi karena gagal menyepakati bakal calon. PKS…

Keywords: -

---

Foto Terkait