100 Tahun Pengabdian: Kisah Seorang Empu Karawitan
Edisi: 22/33 / Tanggal : 2004-08-01 / Halaman : 69 / Rubrik : LAY / Penulis : Suyono, Seno Joko , Idayanie, L.N. , Rosyid, Imron
INILAH cerita tentang gending Jawa, cerita tentang Ki Tjokrowasito. Sosok sepuh yang pekan lalu genap berusia 100 tahun. Ki Tjokro tak begitu terkenal. Tapi jejaknya tersebar di antara lagu-lagu jelata, organ tunggal campur sari yang populer, tembang-tembang kocak saat adegan goro-goro wayang yang kerap disangka anonim, karawitan berisi pesan-pesan pembangunan di radio, dan komposer elite dunia musik kontemporer. Ki Tjokro bersahabat dengan John Cage, Steve Reich, Morton Feldman, Yoko Matsuda, dan Lou Harrison. Dialah yang menyebarkan gending-gending itu di padesan dan mancanegara. Siapa Ki Tjokro? Apa saja yang dilakukan? Apa arti bermacam peristiwa musikal itu buat dirinya kini? Majalah ini mencoba menyibak dan membahas Ki Tjokro untuk Anda.
TIBA-tiba tubuh yang keriput itu seolah dianugerahi nyawa rangkap. Hingga pukul 2 siang, ia masih tergolek. Tempat tidurnya di tebari perlak, dengan pispot kosong yang menantinya. Untuk keluar dari kamar, ia tak berdaya. Tulang belulangnya sudah digerogoti usia. Dibantu pembantunya, ia duduk dengan susah payah. Sorot matanya redup.
Namun sebuah keajaiban terjadi. Begitu ia menyaksikan para pemain gamelan, tubuh yang ringkih itu tiba-tiba seperti disuntik energi. Tangannya bergerak-gerak mengikuti ritme. Saat gamelan jatuh pada gong, jemarinya langsung mengepal seperti memukul. Memorinya langsung berbinar, bisa ingat hal kecil-kecil berpuluh tahun lampau: "Gending ini saya buat untuk menggambarkan suasana pengabenan Kertanegara," katanya kepada TEMPO. Lirih.
Ki Tjokrowasito adalah legenda hidup. Pekan lalu, ia genap berusia 100 tahun. Ada yang menyebut tahun kelahirannya adalah 1909, sementara dia sendiri menyatakan lahir pada 13 Juli 1904. Pada hari istimewa itu, Masyarakat Karawitan Jawa (Maskarja) memberikan sebuah perayaan penghormatan berupa pergelaran khusus karya-karya Ki Tjokro. Beberapa muridnya, asal Amerika Serikat, tak hentinya mengunjungi rumah Ki Tjokro di Kampung Tempel, Wirogunan, Yogya, yang berada tepat di belakang Taman Siswa.
Pekan silam, sembari duduk di teras depan pendapa rumahnya, Pak Kanjeng--demikian sebutan masyarakat musik Yogya untuk Ki Tjokro--menikmati medley karya-karyanya yang dimainkan mantan murid-muridnya. Sejarah musik Indonesia seolah melupakan kebesaran Tjokrowasito. Padahal dialah yang mengembangkan gamelan ke dua arah: meresap sampai ke dusun-dusun, melewati batas-batas benua. Seperti kata St. Sunardi, pengurus Masyarakat Karawitan Jawa, sosok ini ibarat sosok negeri dongeng. Tiba-tiba saja mata rantai perkembangan gamelan masa kini yang multidimensi, dari campur sari, propaganda politik, sampai yang kontemporer, dapat dilacak darinya.
Lagu-lagu jelata model organ tunggal campur sari yang kini beken, tembang-tembang kocak saat adegan goro-goro wayang yang kerap disangka anonim, atau karawitan berisi pesan-pesan pembangunan di radio, semuanya memiliki jejak Ki Tjokro. Sementara kini komponis seperti I Wayan Sadra dan Al. Suwardi berusaha masuk ke pergaulan kontemporer komponis dunia, Ki Tjokro dikenal bersahabat dengan John Cage, Steve Reich, Morton Feldman, Yoko Matsuda, dan Lou Harrison secara pribadi. Inilah nama-nama yang menjadi "Who's Who" dalam dunia musik garda depan AS.
"Tjokrowasito, Ki Nartosabdo, dan Martopangrawit adalah tiga besar Mpu Pangrawit yang kita miliki,"…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…