Laksamana Tni Bernard Kent Sondakh: "angkatan Laut Bukan Centeng"

Edisi: 21/33 / Tanggal : 2004-07-25 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


SEGEPOK data panas meluncur dari kantor Biro Maritim Internasional (IMB). Lembaga dunia yang bermarkas di Singapura itu melansir data melonjaknya perompakan dan penculikan di laut. Tahun 2002 tercatat 192 kasus, dan tahun 2003 melonjak jadi 399 kasus, di seluruh dunia. Masalahnya, 139 kasus perompakan dan penculikan justru terjadi di perairan Indonesia, khususnya di Selat Malaka.

Seperti bola salju, persoalan pun menjadi liar. Majalah Far Eastern Economic Review edisi 27 Mei 2004 menurunkan laporan utama tentang perompakan di Selat Malaka. Dalam laporan panjang berjudul Sea of Trouble itu diungkap kejahatan di Selat Malaka meningkat tajam akibat krisis ekonomi dan politik di Indonesia. Kemudian, majalah The Economist edisi 12 Juni 2004 juga menurunkan laporan tentang ancaman teroris dan perompakan di Selat Malaka. Buntutnya, akhir Juni lalu Amerika Serikat dikabarkan akan menggelar pasukan di selat yang tiap tahun dilewati 50 ribu kapal dagang itu.

Isu keamanan Selat Malaka membuat Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Bernard Kent Sondakh, gusar. "Ada strategi besar untuk menjelek-jelekkan TNI AL," ujar Kent Sondakh.

Untuk mengupas persoalan keamanan di Selat Malaka dan pelbagai masalah dalam tubuh TNI Angkatan Laut, wartawan TEMPO Setiyardi pekan lalu mewawancarai Laksamana Bernard Kent Sondakh. Selama dua jam wawancara di Mabes TNI AL, Kent Sondakh menjawab hampir semua pertanyaan dengan kepulan asap rokok putihnya. Berikut kutipannya.

Dunia internasional mengeluhkan keamanan di Selat Malaka. Bagaimana situasi sebenarnya?

Harus diakui bahwa di Selat Malaka terjadi perompakan. Tapi jumlahnya tidak sebanyak yang dilaporkan International Maritime Bearau (IMB). Banyak kasus yang bukan piracy (perompakan) tapi dilaporkan ke IMB. Contoh, kasus bajing loncat atau copet pecinan di kapal yang lego jangkar di Batam, kasus nelayan asing yang masuk kawasan kita dan ditangkap nelayan kita.

IMB melaporkan ratusan perompakan di Selat Malaka sepanjang tahun 2003. Benarkah?

Itulah, data yang dipublikasikan IMB terlalu berlebihan. Padahal, menurut catatan TNI AL, tahun 2003 cuma terjadi sekitar 20 perompakan. Soal data ini, silakan tanyakan AL Singapura dan Malaysia. Sebenarnya kami malu diburuk-burukkan terus. Dan kami tidak tinggal diam. TNI AL menempatkan empat detasemen pasukan katak antiteror di Batam dan Belawan. Mereka dilengkapi dengan sekoci karet buatan Inggris yang berkecepatan 50 knot. Selain itu, kami telah mengumumkan frekuensi (radio) yang dijaga. Kami pernah menangkap perompak karena korban langsung melapor lewat frekuensi itu. Kami langsung menggerakkan armada yang berada di dekat kejadian.

Apakah TNI AL melakukan protes terhadap IMB?

Sudah, tapi mereka tidak jujur. TNI AL sudah menangkap perompak seperti di Balikpapan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…