Tokoh Gerakan Yang Pendiam

Edisi: 04/22 / Tanggal : 1992-03-28 / Halaman : 25 / Rubrik : NAS / Penulis : LSC


DIA bernama Joao Freitas de Camara. Bertubuh kecil, berambut keriting,
bermata tajam, dan sangat yakin akan ucapan-ucapannya. Pemuda kelahiran Lepo,
Timor Timur, ini fasih berbahasa Indonesia ketika menjawab pertanyaan Hakim
Parwis di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kamis pekan silam. Padahal, ia
mengaku sebagai warga negara Portugal. "Bagaimana Anda bisa membuktikan
itu?" tanya Hakim Parwis.

; Camara memang tak bisa menunjukkan bukti. "Semua surat keterangan Portugal
kami telah dibakar ABRI waktu serangan 7 Desember 1975," jawabnya. Camara,
yang memimpin demonstrasi di depan Perwakilan PBB, Kedubes Australia dan
Jepang tanggal 19 November silam itu, kelihatannya yakin bahwa tindakannya
tidak salah (TEMPO, 21 Maret 1992). Sementara itu, jaksa H.M. Gagoek
Soebagyanto mendakwa Camara, 37 tahun, sebagai ketua organisasi bawah tanah
Renetil (Perlawanan Nasional Mahasiswa/Pemuda Pelajar Timor Timur) Cabang
Jakarta, telah melanggar UU Antisubversi Tahun 1963. Di depan sidang Sabtu
lalu, Camara tampak tangkas menyebut berbagai pasal undang-undang, meski
mengaku tak selesai kuliah di Fakultas Hukum Unika Atmajaya Jakarta.

; Camara mengakui…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?