Karnaval

Edisi: 21/33 / Tanggal : 2004-07-25 / Halaman : 146 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan


ADA negeri yang berubah dari karnaval jadi pentas, dan ada yang dari pentas jadi karnaval. Saya cemas untuk hidup di salah satu di antaranya.

Karnaval kini telah jadi sebuah konsep, yang tiap kali diucapkan akan menyebabkan kita menengok ke gambaran yang disajikan Mikhail Bakhtin. Pemikir dan teoretikus kebudayaan dari Rusia ini selalu membersitkan antusiasme jika ia berbicara tentang hal yang jadi pokok tesisnya ini.

"Karnaval," tulis Bakhtin, "tak mengenal lampu sorot." Dengan kata lain, ia tak membedakan mana yang aktor dan mana yang penonton. Ia bukan pentas. Ia bukan pertunjukan. Sebab dalam karnaval, tiap orang ikut serta. Karnaval merangkum semuanya. Selama ia berlangsung, tak ada kehidupan di luarnya. "Selama masa karnaval, hidup tunduk kepada hukum karnaval itu," kata Bakhtin, dan itu adalah "dalil kemerdekaannya sendiri." Ada semangat "universal", yang berlaku untuk siapa saja, di mana berlangsung "kehidupan kembali dan pembaruan kembali dunia, yang diikuti semua."

Sangat memikat, kedengarannya--juga bila imajinasi tentang karnaval diterapkan ke dunia politik. Di sana…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…