Susilo Bambang Yudhoyono: "megawati Lebih Memiliki Ruang Manuver"
Edisi: 20/33 / Tanggal : 2004-07-18 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : , ,
DENGAN batik lengan panjang warna merah, pagi itu Susilo Bambang Yudhoyono alangkah segarnya. Rambutnya masih basah disisir rapi. Badannya tegap: tegak dengan dada yang lebar membusung. Di ruang suite lantai 6 Hotel Regent Jakarta, ia duduk di sebuah ruang rapat berkursi sepuluh. Di luar, di ruang tamu, tersusun belasan koran pagi yang telah dilipat khusus agar sang calon presiden mudah membacanya. Beberapa pengawal dan staf pribadi hilir-mudik mengatur ini dan itu.
SBY--begitu namanya biasa dipendekkan--patut sumringah. Layar Tabulasi Nasional Pemilu milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan suara baginya kian menderas. Dipastikan ia akan berlaga dengan Megawati Soekarnoputri dalam putaran kedua pemilihan presiden, 20 September mendatang.
Apa yang ia siapkan untuk pertempuran besar itu? Kepada wartawan TEMPO Nezar Patria, Arif Zulkifli, Hanibal W.Y.W., Widiarsi Agustina, dan Danto dari Tempo News Room, pensiunan jenderal bintang tiga itu buka suara, Jumat pagi pekan lalu. Berikut petikannya.
Di putaran kedua, Anda akan berlaga dengan Megawati Soekarnoputri. Apa yang Anda siapkan?
Ada dua hal yang harus saya lakukan untuk memelihara momentum dukungan rakyat terhadap saya. Pertama, komunikasi politik akan saya intensifkan ke akar, grass root. Dengan begitu, dukungan lintas identitas dan lintas partai politik itu masih dapat saya pertahankan. Kedua, politik itu akhirnya kan power sharing. Konsensus. Deal. Tentu ada keperluan politik untuk membangun kebersamaan baru menuju putaran kedua. Dengan catatan, efektivitas sebuah pemerintahan atau kabinet tidak boleh dikorbankan demi power sharing.
Maksudnya, lebih suka kabinet ahli?
Insya Allah. Kalau saya terpilih, saya akan menyusun kabinet yang efektif, terdiri dari mereka yang punya kapasitas dan integritas tinggi, seraya memberikan ruang yang cukup untuk power sharing.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…