Dua Pkb, Beribu Kiai
Edisi: 12/34 / Tanggal : 2005-05-22 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Sunudyantoro, Mawardi, Adi , Raharjo, Jojo
CHOIRUL Anam berseri-seri. Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur yang dibekukan Dewan Pengurus Pusat hasil Muktamar II Semarang itu seolah tidak gentar terhadap sanksi yang dijatuhkan kepadanya. Sabtu lalu, ia justru berhitung kekuatan di provinsi basis NU ini. Itulah tenggat bagi Dewan Pengurus Cabang PKB se-Jawa Timur untuk mengirimkan surat resmi kesetiaan pada PKB kubu Alwi Shihab.
Hasilnya mencengangkan. Dari 38 cabang, 32 di antaranya telah mengirimkan surat mendukung. Tidak dalam bentuk faksimile, tapi diantar langsung oleh pimpinannya ke kantor PKB Ja-Tim di Graha Astra Nawa, Jalan Gayungsari Timur 35 Surabaya. Surat itu sekaligus mencantumkan pernyataan resmi menolak hasil Muktamar Semarang, 16-18 April. DPC yang belum mengirimkan surat kesetiaan adalah Surabaya, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Nganjuk, Jombang, dan Bangkalan.
Ini adalah buntut perseteruan PKB kubu ketua terpilih Muhaimin Iskandar yang didukung Gus Dur versus kubu Alwi Shihab. Kubu Alwi menilai muktamar Semarang tak demokratis. Alih-alih rujuk, keduanya malah menghimpun kekuatan.
Anam yang duduk di sisi Alwi Shihab girang karena ia sukses membuktikan PKB Jawa Timur masih dalam genggaman, walau tidak sebulat dulu lagi. Ia paham untuk bisa menguasai PKB, Jawa Timur harus bisa dirangkul. Maklum, provinsi ini menyumbang hampir 7 juta dari 12 juta suara yang didulang PKB pada Pemilu 2004. Di Jawa Tengah, tempat PKB mendulang 3 juta suara, ketua wilayahnya, KH Hanif Muslich, juga mendukung Alwi. Sisanya, sekitar 2 juta, terbagi dari 31 provinsi lain.
Namun, kubu Muhaimin, lewat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?