Musik Tutur Dan Futuwwah Aceh

Edisi: 20/33 / Tanggal : 2004-07-18 / Halaman : 72 / Rubrik : LAY / Penulis : Ishak, Otto Syamsuddin , ,


Otto Syamsuddin Ishak *)
*) Peneliti di IMPARSIAL, Jakarta

Assalaum alaikum he teungku bandum
Lon mubri saleuem ngon teungku dumna
(Assalamualaikum wahai teungku semua
Saya sampaikan untuk teungku semua)

(Sumber: syair pembukaan Seudati sebagai salah satu bentuk paduan musik tutur dan tubuh.)

SIKLUS hidup orang Aceh dilingkari musik tutur. Sejak anak dalam usia balita--baik di ayunan maupun di pelukan--sudah didendangkan sejumlah hikayat dari berbagai periode sejarah. Syair yang terkenal adalah Do-Do Daidi, yang mencerminkan kehendak orang tua agar anaknya kelak menjadi kesatria yang tak takut menumpahkan darah.

Syair ini dilirikkan dalam album Nyawoeng. Barangkali, dalam konteks Aceh kini, ia bisa menimbulkan efek ganda. Bagi orang Aceh, hal itu menimbulkan keberanian untuk mengambil sikap kesatria. Namun, bagi penguasa militer, ia menimbulkan risi. Akibatnya, penguasa melakukan aksi pelarangan, sweeping, dan pemberangusan album Nyawoeng.

Ketika musik Aceh bangkit kembali, kita bisa melihat ada dua sumber lirik, yakni hikayat pra-kolonial, kolonial--seperti cuplikan dari Hikayat Perang Sabil, serta syair-syair baru yang mencerminkan apa yang sedang terjadi di bumi Aceh saat ini. Masa lalu dan masa kini Aceh--melalui proses musikalisasi--dimasukkan kembali ke dalam diri orang Aceh.

Hikayat pra-kolonial lazimnya memuat petualangan anak raja yang budiman dalam meudagang (menuntut ilmu) hingga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…