Dari Seratus Hari Yang Tertatih
Edisi: 12/34 / Tanggal : 2005-05-22 / Halaman : 90 / Rubrik : FT / Penulis : Kalim, Nurdin , ,
ULEE Lheue, Banda Aceh, 100 hari pasca-tsunami. Seorang perempuan berpayung berdiri terpaku di atas puing rumah milik almarhum abangnya. Angin kuat berembus melipat sebagian payungnya yang bermotif bunga warna ungu, putih, dan krem. Sejak tsunami menggulung pada 26 Desember lalu, sang perempuan tak menemukan jenazah abang satu-satunya itu. Dan hari itu, dengan segenap ketegarannya, ia mengenang abangnya yang hilang entah ke mana. Air matanya menitik.
Fotografer Eric Grigorian merekam adegan itu lewat lensa kameranya. Hasilnya, sebingkai foto yang membisikkan kisah duka pada peringatan 100 hari tsunami. Karya peraih foto terbaik World Press Photo 2002 itu satu di antara rangkaian foto pameran fotografi bertajuk 100 Days After: Struggle Continues (Perjuangan Berlanjut). Selain Eric, dalam pameran yang digelar di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, 10-24 Mei 2005, itu juga ditampilkan karya lima fotografer lainnya, yakni Jefri Aries, Kemal Jufri, Maha Eka Swasta, Rully Kesuma, dan Zarqoni Maksum.
Menampilkan 40 foto berwarna, Struggle Continues mencoba menyuguhkan denyut Aceh setelah 100 hari bencana. Menurut Oscar Motuloh, foto-foto yang ditampilkan itu adalah hasil bidikan dua pekan sebelum…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…