Di Belawan Menunggu Jemputan

Edisi: 11/34 / Tanggal : 2005-05-15 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Wijanarko, Tulus , Ramidi, Soed, Bambang


RIBUAN peti besi raksasa itu tersusun rapi di Pelabuhan Peti Kemas Gabion, Belawan, Medan, Jumat pekan lalu. Belasan truk tronton dengan tonase 12 ton sibuk berseliweran mengangkut kontainer dari kapal menuju pelataran pelabuhan. Di lapangan seluas 10 hektare itulah ditumpuk ribuan kontainer warna-warni yang datang dari berbagai negara. Total, pelataran Gabion mampu memuat 2.000 peti kemas ukuran 20 ton. Pagar kawat berduri membatasi area itu dengan jalan raya di sebelahnya. Tak semua orang bisa menerobos ke dalam.

Di antara ”hutan kontainer” itu, sebagian besar di antaranya berisi bantuan kemanusiaan untuk Aceh dan Nias. Barang-barang itu berupa kebutuhan pokok, alat transportasi, atau bahan-bahan keperluan untuk membangun rumah. Saking banyaknya, kata Cerah Bangun, Kepala Seksi Pencegahan dan Investigasi Bea Cukai Kanwil I Belawan, luberan peti kemas itu sempat memenuhi sisi jalan. ”Barang bantuan yang datang terpaksa bercampur dengan barang impor lainnya,” ujarnya. Akibatnya, hanya pengelola pelabuhan yang paham di mana letak barang bantuan dan barang impor biasa.

Siang itu Tempo menyaksikan aktivitas pembongkaran barang dari sebuah kontainer yang berisi kusen dan perlengkapan rumah lainnya. Barang-barang yang datang dari Cina dan negara-negara Asia lain itu akan segera diangkut ke Aceh…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?