Infak Ketinggalan Kereta
Edisi: 19/33 / Tanggal : 2004-07-11 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Sepriyossa, Darmawan , Agustina, Widiarsi , Djunaidy, Mahbub
Ratusan pelanggaran mewarnai kampanye pemilihan presiden. Termasuk di dalamnya: praktek politik uang.
ASMINA masih saja termangu, padahal air yang dijerangnya di dandang sudah mulai mendidih. Entah mengapa, nenek 60-an tahun itu bahkan belum lagi membuka kantong plastik berisi beras yang didekapnya.
Setelah beberapa lama, alih-alih mencuci beras dan menanaknya, warga Dusun Langsepan, Desa Kranjingan, Jember, Jawa Timur, itu malah memadamkan api di tungku, kemudian buru-buru berlari-lari kecil keluar rumah menjinjing kantong beras tersebut.
Ada apa, Mbah? "Takut salah pilih, jadi saya kembalikan saja beras ini," kata Asmina sambil menyerahkan paket berisi lima kilogram beras itu kepada Kiai Zahri Sholihin, ulama Desa Kranjingan, Jumat pekan lalu. Masih terngiang di benak perempuan renta berwajah lugu itu saat menerima beras sehari sebelumnya. "Jangan lupa, ya, coblos nomor 2 (Mega-Hasyim--Red.). Kalau tidak, beras ini jadi haram hukumnya," kata…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?