Eros Djarot: "rahasia Ini Terpaksa Saya Bongkar"
Edisi: 49/31 / Tanggal : 2003-02-09 / Halaman : 40 / Rubrik : WAW / Penulis : Prabandari, Purwani D., Kleden, Hermien Y.,
BANYAK tahun sudah lewat sejak peristiwa itu terjadi. Namun seluruh detailnya masih terpatri dengan lekat dalam ingatan Eros Djarot. Dia baru pulang dari Jerman ketika ituâsuatu hari pada tahun 1970-an. Fatmawati, istri mantan presiden Sukarno, meneleponnya. Setelah sesaat bertukar kabar, Fatmawati meminta Eros membantunya membeli beras. Anak muda itu sontak merogoh kantongnya. "Ada sekitar Rp 75 di saku. Saya ke toko, berbelanja beras, lalu mengantarkannya ke tempat Bu Fat di Jalan Sriwijaya," tuturnya kepada TEMPO.
Beberapa kantong beras itu bisa bercerita tentang sesuatu yang lebih mendalam: pertalian emosional antara Eros Djarot dan Fatmawatiâjuga putra-putrinya. Di masa pertumbuhannya, Eros mengaku menemukan figur kakak pada Guntur Soekarnoputra. Dia menjalin persahabatan dengan adik-adik Guntur dan menyimpan sebuah detail tentang Megawati dari masa-masa itu: "Mbak Mega adalah sosok pendiam tapi mampu menularkan kehangatan melalui senyumnya yang jarang-jarang muncul."
Beberapa dasawarsa lewat tanpa Megawati dan Eros Djarot bersisian jalan. Eros pernah sekitar empat tahun di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang dipimpin Soerjadi. Dia keluar pada 1986 karena "tidak cocok dengan garis Soerjadi," katanya memberikan alasan. Dalam sebuah kongres di Bali pada Oktober 1998, Megawati mendeklarasikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). PDI pecah. Eros memilih berdiri bersama Mega.
Partai "baru" itu bertekad menang dalam Pemilu 1999 dan menunjuk Megawati sebagai calon presiden dalam Sidang Umum MPR 1999. Sejak saat itu, Eros mengaku bahwa dia praktis memusatkan seluruh konsentrasinya untuk membantu Mega menjadi presiden. "Saya melakukan semampu saya, dari impossible work hingga hal-hal yang ringan," ujarnya kepada TEMPO.
Ayah sepasang anak ini, yang menginvestasikan sejumlah periode puncak hidupnya untuk seni dan film, menggeser langkahnya ke dunia politik. Namanya menyerap perhatian publik tatkala tabloid Detik yang dia pimpin dibredel rezim Soehartoâbersamaan dengan Majalah TEMPO dan Editorâpada 1994. Reformasi lahir menyusul tumbangnya Soeharto pada Mei 1998. Megawati bersiap-siap merebut kursi presiden pada Pemilu 1999. Dan Eros tampil sebagai penasihat politiknya.
Megawati masuk ke Istana Wakil Presiden di Teuku Umar pada tahun itu juga. "Tapi, baru sebulan menjadi wakil presiden, Mbak Mega sudah berubah, seperti bukan lagi Megawati yang saya kenal sebelumnya," tutur Eros. Kerikil-kerikil mulai muncul dalam hubungan mereka. Puncaknya adalah Kongres PDIP di Semarang pada 26-31 Maret 2000. Oleh sejumlah tokoh PDIP, Eros dianggap "kurang tahu diri" karena mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PDIP.
Dia dianggap lancang karena berani menyaingi Megawati. Lazimnya, jabatan ketua umum diperebutkan di antara para pemimpin partai di pusat dan pemimpin partai di daerah. Sedangkan Eros belum pernah mencapai tahap itu dalam karier politiknya di partai tersebut. Lebih dari itu, dia datang dari dewan pimpinan cabang yang sama dengan Megawati, di Jakarta Selatan. Maka Eros pun dijegal beramai-ramai. Peristiwa ini praktis mengakhiri karier politiknya di PDIP.
Tapi Eros mengaku, yang membuat dia naik darah bukan soal jegal-menjegal, melainkan sikap Megawati. "Dia sendiri yang meminta saya menjadi anggota. Tapi dia sendiri pula yang kemudian menolak meneken kartu anggota saya," ujarnya, "Sejak saat itu, saya merasa kehilangan figur Megawati sebagai pemimpin." Pertikaian Semarang itu berbuntut. Eros mendirikan Poros Indonesiaâorganisasi yang menurut dia dibentuk agar para elite politik tidak terus-terusan berhantam memperebutkan kekuasaan politik dan ekonomi. Pada 27 Juli 2002, Eros…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…